TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] — Anggota DPRK Mimika, Fredewina Matirani, melontarkan kritik tajam terhadap kondisi Pelabuhan Pomako yang kian hari tampak kumuh, semrawut, dan jauh dari kesan pelabuhan layak huni. Dalam kunjungannya ke kawasan tersebut pada Kamis (31/7/2025), ia meminta seluruh pemangku kepentingan—termasuk pengelola dan pengguna pelabuhan—untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan pelabuhan yang berada di Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
“Sebagai tuan rumah, kita seharusnya menjaga kebersihan kawasan Pelabuhan Pomako, sehingga siapa pun yang datang merasa senang dan betah berkunjung. Bukan malah dibiarkan tampak kotor dan tak bertuan,” tegas Fredewina.
Pelabuhan Pomako yang dikelola oleh PT Pelni itu melayani pelayaran penumpang serta kapal kargo, dan menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Papua Tengah. Namun ironisnya, kawasan yang strategis tersebut tampak tak terurus. Sampah berserakan, fasilitas umum terlihat usang, dan pengunjung pun kerap mengeluhkan kondisi tersebut.
Fredewina menyebut, pelabuhan bukan hanya sebagai titik masuk dan keluar barang maupun manusia, tetapi wajah pertama yang dilihat pengunjung dari luar daerah. Maka, menurutnya, estetika dan kebersihannya menjadi tanggung jawab moral bersama.
“Kawasan ini bisa mendorong ekonomi kerakyatan Papua Tengah, karena ramai dikunjungi warga dari Sabang sampai Merauke. Ada yang datang untuk memancing, mengantar penumpang, maupun berbelanja. Kita seharusnya menyambut mereka dengan kesan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika lingkungan pelabuhan dikelola dengan bersih dan rapi, maka secara langsung turut mendukung geliat ekonomi lokal. Mama-mama Kamoro dan warga sekitar yang menjual hasil laut serta hasil bumi seperti sagu, ikan, dan kepiting di pinggir jalan akan ikut merasakan dampaknya.
“Hasil jualan mama-mama Kamoro bisa dibeli oleh warga yang mengunjungi pelabuhan. Artinya, kebersihan pelabuhan juga punya dampak ekonomi langsung pada kehidupan mereka. Ini soal kemanusiaan dan keadilan,” tutup Fredewina.