MIMIKA | LINTASTIMOR.ID – Duka menyelimuti tanah Amungsa. Sabtu pagi (20/9/2025), kabar pilu datang dari jantung tambang Grasberg. Dua karyawan PT Freeport Indonesia ditemukan tak bernyawa, setelah belasan hari terseret dalam tragedi luncuran material basah.
Bupati Mimika, Johannes Rettob, dengan suara bergetar menanggapi kabar ini.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Mimika, seluruh masyarakat, dan secara pribadi, saya menyampaikan turut berbelasungkawa yang mendalam atas berpulangnya dua saudara kita, karyawan Freeport. Kita masih menunggu hasil identifikasi dari pihak kepolisian, dan berharap karyawan lain yang belum ditemukan dalam keadaan selamat,” ucapnya penuh empati.
Rettob tidak hanya berbicara sebagai seorang pemimpin daerah, tetapi juga sebagai sesama anak manusia yang merasa kehilangan.
Ia mengapresiasi kerja keras para penyelamat tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia, yang siang dan malam menembus dingin, debu, dan risiko maut.
“Kami memberikan semangat tulus kepada seluruh tim yang bekerja tanpa lelah dalam proses penyelamatan ini,” tambahnya, seolah meniupkan harapan di tengah gelap.
Sudah 12 hari operasi penambangan dihentikan sementara. Keputusan itu bukan sekadar strategi perusahaan, tetapi pilihan moral: memberi ruang penuh bagi pencarian dan evakuasi. Masih ada lima karyawan yang belum kembali ke pelukan keluarga mereka.
“Kami memastikan pemerintah akan terus memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban. Kami berharap keluarga tetap tabah, tetap kuat dalam menghadapi cobaan ini. Kita punya rencana, tetapi Tuhan memiliki rencana yang lebih indah bagi perjalanan hidup manusia,” ujar Rettob, kalimatnya melayang seperti doa yang dititipkan kepada langit Mimika.
Di tanah yang kaya emas, kini tersisa air mata. Namun, di balik duka, ada persaudaraan yang menguatkan, ada doa yang menyatukan, dan ada harapan bahwa setiap nyawa yang hilang akan pulang dengan damai.