Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupHiburanPeristiwa

Di Ujung Tahun, Belu Menolak Sunyi: Nada, Damai, dan Wisata Melawan Lupa

94
×

Di Ujung Tahun, Belu Menolak Sunyi: Nada, Damai, dan Wisata Melawan Lupa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID) —
Jika akhir tahun biasanya ditutup dengan letih dan keluhan, maka Belu memilih jalan lain. Ia menolak sunyi. Ia menutup tahun dengan nada, dengan cahaya, dengan keyakinan bahwa wilayah perbatasan tidak dilahirkan untuk dilupakan.

Di Pelataran Plaza Perizinan Atambua, Jumat malam (13/12/2025), ruang publik berubah menjadi panggung harapan. Musik mengalir, langkah warga berkumpul, dan negara—dalam wujud pemerintah daerah—hadir bukan sebagai penguasa, melainkan sebagai penjemput optimisme.

Example 300x600

Mewakili Bupati Belu, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Aloysius Fahik, S.STP, secara resmi membuka “Simphony Akhir Tahun dalam Damai dan Pesona Wisata”—sebuah peristiwa yang lebih dari sekadar agenda, melainkan pernyataan sikap.

“Atas penugasan Bupati Belu, saya hadir mewakili pemerintah daerah untuk membuka kegiatan Simphony Akhir Tahun pada malam hari ini,” ucap Aloysius, dengan nada tenang yang menyimpan makna kesinambungan.

Kalimat itu menandai sesuatu yang jarang disadari: bahwa pemerintahan tidak berhenti hanya karena pemimpinnya berjarak. Bupati menjalankan tugas di luar daerah, Wakil Bupati berhalangan karena duka keluarga, namun pelayanan tetap menemukan wajahnya di tengah warga.

Dalam sambutannya, Aloysius tidak menjejali hadirin dengan statistik dan target kering. Ia memilih bahasa yang lebih jujur—bahasa manusia.

“Tidak ada kebahagiaan tertinggi selain membahagiakan orang lain,” katanya, sembari menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sejak Maret hingga penghujung 2025 menjaga denyut pariwisata Belu tetap hidup.

Apresiasi khusus ia tujukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, yang dinilainya konsisten menenun agenda demi agenda—bukan sekadar keramaian, melainkan ruang temu antara budaya, ekonomi, dan martabat warga.

Di bawah kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay, SH dan Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, ST, pariwisata diletakkan sebagai poros, bukan pelengkap.

“Ketika pariwisata bergerak, sektor lain ikut bergerak. UMKM tumbuh, ekonomi masyarakat hidup, dan di situlah harapan kita bertumpu,” tutur Aloysius.

Pariwisata, dalam narasi itu, menjelma jalan pulang: tempat UMKM menemukan pasar, tempat warga menemukan alasan untuk bertahan dan berkembang di tanahnya sendiri.

Lebih jauh, ia mengungkap rencana peluncuran Calendar of Event Kabupaten Belu Tahun 2026—sebuah undangan terbuka bagi TNI/Polri, perbankan, instansi vertikal, BUMN, BUMD, hingga masyarakat untuk mengisi tahun dengan kegiatan yang bukan hanya ramai, tetapi bermakna.

Komitmen sejumlah lembaga untuk menggelar agenda berskala regional dan nasional di Belu pada 2026 menjadi isyarat penting: bahwa perbatasan tidak lagi sekadar garis, melainkan panggung.

Pada malam yang sama, terima kasih juga mengalir kepada sekolah-sekolah, para guru, dan siswa-siswi SD, SMP, serta SMA—generasi yang kelak akan menulis ulang wajah Belu dengan bahasa zaman mereka sendiri.

Di penghujung sambutan, Aloysius Fahik mengucap kalimat penutup yang lebih dari sekadar formalitas:

“Dengan memohon restu Tuhan Yang Maha Kuasa, kegiatan Simphony Akhir Tahun Dalam Damai dan Pesona Wisata Tahun 2025 secara resmi saya nyatakan dibuka.”

Tepuk tangan pun pecah. Bukan hanya sebagai ritual pembukaan, tetapi sebagai kesepakatan kolektif: bahwa Belu memilih menutup tahun dengan harmoni, dan membuka hari esok dengan keberanian untuk diingat.

Malam itu dihadiri Wakil Kapolres Belu, pimpinan OPD, instansi vertikal, BUMN dan BUMD, para lurah, guru, serta siswa-siswi se-Kabupaten Belu—membuktikan bahwa simfoni ini bukan milik satu institusi, melainkan milik sebuah daerah yang menolak dilupakan.

Example 300250