Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaPeristiwaPolkam

Di Tengah Deras, TNI Menjemput Nyawa

353
×

Di Tengah Deras, TNI Menjemput Nyawa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SUMUT |LINTASTIMOR.ID)-Arus sungai masih berbuih ketika para prajurit itu turun. Di Batunagodang Siatas, Humbang Hasundutan, Jumat pagi 28 November 2025, tindakan heroik Babinsa dan Koramil Onanganjang menjadi penopang terakhir bagi warga yang terjebak banjir bandang.

Bencana datang seperti pukulan tak bersuara. Air dari bukit membawa kayu, batu, dan lumpur, menerjang desa kecil itu dengan kekuatan yang sulit dibayangkan. Ketika warga panik mencari tanah yang lebih tinggi, para prajurit TNI dari Koramil 05 Doloksanggul dan Onanganjang datang memecah kebuntuan evakuasi.

Example 300x600

Dipimpin Kapten Ctp Sodogoron Situmorang, mereka menembus aliran sungai yang masih liar, satu per satu menjemput warga yang terperangkap di seberang arus.

“Kami harus bergerak cepat. Sungai bisa naik kapan saja,”
ujar Kapten Situmorang dengan suara parau seusai evakuasi pertama.

Di tengah deras yang tak bersahabat, mereka mengangkat anak-anak, menopang lansia, dan memandu warga melintasi sungai yang kini berubah menjadi jalur berbahaya. Barang-barang hanya dibawa seadanya—tas kecil, dokumen penting, pakaian yang dibungkus plastik.

Sungai itu bukan lagi aliran yang bisa diprediksi. Gelombang lumpur menghantam kaki, batang-batang pohon terseret seperti tombak yang melayang di permukaan. Bagi para prajurit, ini bukan sekadar operasi rutin. Ini adalah upaya menjaga nyawa di tengah ketidakpastian.

Tim gabungan TNI—12 personel lengkap—bersama warga bahu-membahu membuka jalan. Akses ke permukiman telah berubah jadi rumah dari tumpukan lumpur, kayu patah, dan bebatuan besar. Jalan putus; tidak ada kendaraan yang bisa menembus. Jalur sungai menjadi satu-satunya pintu keluar yang tersedia, meskipun sungai itu sendiri sedang murka.

“Jalur darat hilang. Kami hanya punya sungai. Itu pun harus dilawan, bukan dilalui,”
kata seorang Babinsa, menatap derasnya air dengan mata merah kelelahan.

Evakuasi berlangsung hingga siang menjelang senja. Warga yang berhasil menyeberang langsung diarahkan menuju titik aman untuk menerima bantuan sementara. Sementara tim lain mulai menyalurkan logistik ke area yang terisolasi.

Pendataan korban masih berlangsung. Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada—hujan belum berhenti sepenuhnya, dan tanah di perbukitan masih basah dan labil. Ancaman susulan bisa datang kapan saja.

Di Batunagodang Siatas, hari itu, bencana bukan hanya tentang rusaknya rumah dan jalan. Ia menghadirkan kisah tentang tangan-tangan yang terulur di tengah ancaman maut. Tentang prajurit yang memutuskan tidak menunggu perintah kedua, dan warga yang saling menopang di tengah ketakutan.

Di sungai yang mengamuk itu, solidaritas menjadi satu-satunya jembatan yang tak hanyut.

Example 300250