“Batas bukanlah pemisah, tapi jembatan yang menghubungkan hati dan sejarah.”
ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID)– Sebuah momen penuh kehangatan dan persaudaraan terjalin di Ruang Kerja Bupati Belu, saat Konsulat Republik Demokratik Timor Leste di Kupang, Espedito da Conceicao Ribeiro, melakukan kunjungan resmi yang disambut hangat oleh Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, ST.
“Pertama-tama izinkan kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Wakil Bupati dan seluruh jajaran atas sambutan yang begitu penuh kehormatan dan kehangatan,” tutur Konsulat Espedito dengan penuh hormat, Selasa (15/7/2025).
Kunjungan ini tak sekadar seremonial diplomatik. Lebih dari itu, menjadi bagian dari upaya mempererat simpul-simpul kemanusiaan yang telah lama mengikat dua wilayah serumpun: Kabupaten Belu dan Timor Leste.
“Belu dan Timor Leste bukan hanya bertetangga secara geografis, tapi juga bersaudara dalam sejarah, budaya, dan darah,” ucap Espedito. “Banyak masyarakat kami memiliki hubungan keluarga dengan masyarakat Belu. Maka, pertemuan ini kami maknai sebagai langkah memperkuat komunikasi, menyelesaikan tantangan bersama, dan memperjuangkan kesejahteraan bersama.”
Dalam forum hangat tersebut, Konsulat Timor Leste menekankan empat poin penting demi masa depan yang lebih harmonis:
- Peningkatan koordinasi lintas batas — termasuk perdagangan tradisional, perlintasan orang, dan aspek keamanan.
- Penguatan kerja sama pendidikan dan kesehatan, yang sangat vital bagi masyarakat perbatasan.
- Pelestarian dan pertukaran sosial budaya, demi merawat harmoni dan memperdalam rasa persaudaraan.
- Perlindungan warga negara Timor Leste di wilayah Belu — terutama dalam hal administrasi dan akses komunikasi bilateral.
“Kami yakin, selama ada komunikasi yang terbuka dan niat baik, maka setiap tantangan akan berubah menjadi peluang untuk membangun kehidupan yang damai, saling menghormati, dan sejahtera,” tegas Espedito, menggambarkan masa depan penuh harapan.
Mengakhiri sambutannya, Konsulat Espedito menyampaikan harapan agar jembatan silaturahmi ini terus terbangun, menjangkau generasi ke generasi.
“Semoga dari batas ini, kita menenun masa depan yang lebih terang—di mana persaudaraan bukan hanya kata, tapi kenyataan,” tutupnya dengan senyum persahabatan.