Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
NasionalPolkamTeknologi

Bupati Belu Pantau Panen Porang di Desa Lasiolat Perbatasan Timor Leste

518
×

Bupati Belu Pantau Panen Porang di Desa Lasiolat Perbatasan Timor Leste

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID)- Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H, memantau langsung panen porang di Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Selasa (10/6/2025).

Kegiatan ini sekaligus menjadi momen penting bagi masyarakat untuk melihat potensi ekonomi tanaman porang yang kian berkembang di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, perbatasan RI – Timor Leste.

Example 300x600

Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Belu, Plt. Kajari Belu, Camat Lasiolat, Camat Lamaknen Selatan, serta para Kepala Desa setempat.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Willy menyampaikan apresiasi atas inisiatif masyarakat Desa Lasiolat dalam mengembangkan tanaman porang sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.

Ia berharap keberhasilan petani porang di Desa Lasiolat dapat menjadi inspirasi bagi petani di seluruh wilayah Kabupaten Belu untuk mengoptimalkan potensi lahan mereka.

“Kita harus terus mendorong petani agar lebih produktif dan sejahtera. Pemerintah Kabupaten Belu berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan dukungan agar produksi porang semakin berkembang dan menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” tegas Bupati Willy Lay.

Dengan keberhasilan ini, porang diharapkan menjadi salah satu komoditas andalan Kabupaten Belu dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus membuka peluang pasar baru di tingkat lokal maupun nasional.

Salah satu petani porang di Desa Lasiolat, Dominikus Besin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Belu atas dukungan berupa bantuan bibit porang sejak periode pertama kepemimpinannya.

“Pada saat itu saya dapat bibit dari Bapak Bupati periode pertama sebanyak 5 karung, sekitar 500 biji. Dari bibit itu saya kembangkan menjadi ribuan pohon,” jelas Dominikus.

Ia mengajak masyarakat Kabupaten Belu untuk menanam porang secara massal, mengingat kondisi tanah di Belu yang sangat cocok untuk tanaman ini. “Tanah Belu ini cocok untuk tanam porang atau maek bako. Porang itu tidak perlu rawat yang rumit, tanam saja, tinggal lepas, kapan mau panen, kita panen saja,” ujarnya.

Dominikus juga mengungkapkan bahwa usahanya telah memberikan hasil yang signifikan. “Tahun lalu saya bisa menjual lebih dari 5 ton, tahun ini sekitar 8 ton. Tahun lalu harga 1 kilogram porang Rp6.500, sekarang naik jadi Rp10.000 per kilogram. Dengan 8 ton, saya dapat sekitar Rp80 juta hanya dari lahan seluas 1 hektar,” ungkapnya.

Example 300250