Pelajaran Pertama yang Menjadi Kompas Perubahan
JAKARTA |LINTASTIMOR.ID) — Dalam ruang-ruang seminar yang riuh oleh presentasi dan tepuk apresiasi, Bunda PAUD Kabupaten Mimika, Suzy Herawati Rettob, melangkah dengan tenang. Ini adalah panggung nasional pertamanya—ajang Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional 2025—yang sekaligus menjadi cermin besar tentang perjalanan PAUD di Mimika.
Pengalaman pertama yang berubah menjadi kompas untuk menata mimpi pendidikan di tanah Mimika.
Ia tidak membawa euforia berlebihan. Yang ia bawa adalah kejujuran, kesadaran, dan tekad yang mengeras dari perjalanan panjang di daerah.
“Terima kasih banyak Bapak dan Ibu.
Saya, atas nama Kabupaten Mimika selaku Bunda PAUD, berterima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada saya untuk ikut serta dalam ajang Apresiasi Bunda PAUD.”
— Suzy Herawati Rettob
Di tingkat nasional, Suzy menyaksikan bagaimana kabupaten lain telah berlari jauh dalam inovasi PAUD. Ia tahu Mimika masih tertinggal, namun ia memilih menjadikan pengalaman ini sebagai jembatan, bukan jurang.
“Walaupun saya masih jauh tertinggal dari kabupaten lain,
tetapi saya bersyukur masih dapat ikut serta agar menambah pengalaman.”
— Suzy Herawati Rettob
Tonggak Pertama dari Ruang Belajar Bernama ‘Pengalaman’
Mimika—yang luas, yang keras, yang dipenuhi wilayah-wilayah yang terpisah oleh sungai dan bukit—menjadikan layanan PAUD bukan sekadar urusan teknis. Ini soal keberpihakan, kepemimpinan, dan ketabahan.
Di panggung nasional, Suzy tidak mencari sorotan. Ia mencari cara. Dan ia menemukannya dalam bentuk semangat baru yang ingin ia bawa pulang.
“Motivasi saya semakin besar.
Saya akan berusaha dengan lebih baik untuk memajukan Wajib Belajar 13 Tahun di Kabupaten Mimika,
khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.”
— Suzy Herawati Rettob
Membangun PAUD di Tanah dengan Jalan Panjang
Suzy memahami bahwa membangun PAUD di Mimika adalah pekerjaan jangka panjang. Tantangannya bukan hanya fasilitas, tetapi juga akses, kualitas pendidik, dukungan masyarakat, dan pemerataan layanan hingga wilayah paling pelosok.
Pengalamannya kali ini menjadi modal untuk:
- memperluas akses PAUD di distrik pedalaman,
- memperkuat kompetensi guru,
- membangun kemitraan lintas lembaga,
- serta memastikan Wajib Belajar 13 Tahun tidak sekadar slogan.
Refleksi dari Seorang Bunda PAUD
Di tengah hiruk pikuk ajang nasional, Suzy menemukan sesuatu yang lebih berharga dari penghargaan: sebuah kesadaran baru bahwa perubahan besar justru dimulai dari langkah yang sederhana, jujur, dan penuh keberanian.
Dan bagi anak-anak Mimika yang menanti awal pendidikan yang layak, langkah kecil itu sangat berarti.
LINTASTIMOR.ID — Laporan Khusus
















