Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BeritaKabupaten MimikaNasionalPolkamTeknologi

Bukan Favorit, Tapi Layak Dididik”

442
×

Bukan Favorit, Tapi Layak Dididik”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di balik tembok sekolah, mimpi anak-anak mestinya tumbuh tanpa kasta. Namun, istilah “sekolah favorit” telah mengaburkan keadilan. Kini, suara perubahan datang dari Gedung DPRK Mimika.


TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika dari Komisi III, Yan Pieterson Laly, melontarkan seruan tegas dan menyentuh hati: hapuslah istilah sekolah favorit. Menurutnya, label ini tak hanya menciptakan ilusi keunggulan, tetapi juga mencederai prinsip pemerataan pendidikan.

Example 300x600

“Setiap tahun, istilah ini membuat para orang tua dan calon siswa terjebak dalam kecemasan. Mereka berlomba-lomba masuk ke sekolah yang dianggap favorit, tanpa tahu bahwa sejatinya kurikulum semua sekolah kita sama,” ujar Yan, dengan nada prihatin.

Penumpukan siswa di sekolah-sekolah tertentu, seperti SMAN 1 atau SMAN 7, menurutnya hanya akan menciptakan ketimpangan. Padahal, katanya, di sudut lain kota, masih ada ruang kelas kosong dan guru-guru yang tak kalah kompeten.

Untuk memastikan hal ini tak berlarut, Yan Pieterson Laly berjanji akan turun langsung mengunjungi sekolah-sekolah di Timika. Baik SMA negeri, unggulan, maupun sekolah swasta berbasis yayasan akan menjadi perhatiannya.

“Saya ingin dengar langsung dari para kepala sekolah. Bagaimana proses penerimaan siswa, bagaimana mereka memaknai label favorit itu sendiri,” ungkapnya.

Tak hanya soal stigma, DPRK Mimika juga akan memanggil Dinas Pendidikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) guna membahas hal lebih mendalam, termasuk transparansi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Kita ingin pastikan bahwa dana pendidikan digunakan sebagaimana mestinya—untuk anak-anak, bukan untuk citra atau kepentingan segelintir,” tutupnya.


“Setiap anak berhak atas pendidikan terbaik—bukan karena nama sekolahnya, tapi karena cintanya pada belajar yang harus kita rawat bersama.” — Yan Pieterson Laly


 

Example 300250