NABIRE, [LINTASTIMOR.ID] — Di tengah rimbunnya hutan Papua Tengah dan keramahan udara Distrik Makimi, denyut pengabdian TNI kembali terasa. Komandan Korem 173/PVB, Brigjen TNI Frits W.R. Pelamonia, meninjau langsung pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 yang dipusatkan di Kampung Manunggal Jaya, Rabu (30/7/2025).
Didampingi Dandim 1705/Nabire Letkol Inf M. Simbolon dan para pejabat utama Korem 173/PVB, Brigjen Frits memastikan bahwa setiap tetes keringat dalam program TMMD benar-benar bermakna dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Dalam peninjauan tersebut, sejumlah program fisik menjadi sorotan utama: pembangunan gereja sebagai pusat spiritual, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) untuk warga kurang mampu, pembangunan rumah pastori guna menunjang pelayanan rohani, serta Program Manunggal Air yang menjawab keluhan masyarakat tentang sulitnya akses air bersih selama ini.
“TMMD ini bukan sekadar tentang membangun gedung atau infrastruktur. Ia adalah tentang membangun kepercayaan, memperkuat kebersamaan, dan menanam harapan. Ini adalah cinta TNI yang diwujudkan lewat kerja nyata,” ujar Brigjen Frits dengan nada teduh namun penuh ketegasan.
Ia menekankan bahwa TMMD bukan program instan, melainkan pondasi panjang untuk kesejahteraan warga. “Kami ingin memastikan bukan hanya bangunan yang berdiri, tapi juga semangat masyarakat yang tumbuh. Faktor keamanan, kualitas pengerjaan, dan pemberdayaan tenaga lokal adalah fondasi yang terus kami jaga,” tambahnya.
Kehadiran Brigjen Frits di tengah-tengah masyarakat bukan hanya simbol pengawasan, tetapi juga menjadi energi baru bagi Satgas TMMD dan warga kampung. Tak sedikit warga yang menyampaikan rasa haru dan terima kasih atas kehadiran TNI yang tak hanya datang membawa alat, tapi juga membawa harapan.
Dalam sela kunjungannya, Danrem juga meluangkan waktu berdialog langsung dengan warga dan tokoh masyarakat. Ia menyerap aspirasi, memberi semangat, dan mengingatkan bahwa pembangunan tidak akan berarti tanpa semangat untuk menjaga hasil dan terus melangkah maju bersama.
“Manunggal Jaya bukan sekadar nama kampung. Ia adalah simbol harapan bahwa di ujung timur negeri ini, masih ada ruang di mana tentara dan rakyat menyatu, membangun tanpa sekat, dan mencintai tanah ini dengan kerja nyata,” tutup Brigjen Frits.
TMMD ke-125 di Manunggal Jaya adalah bukti bahwa pengabdian tak harus selalu disuarakan dalam pidato megah. Kadang, ia cukup hadir lewat satu gereja sederhana yang dibangun bersama, satu saluran air bersih yang mengalir ke dapur-dapur warga, dan satu pelukan hangat dari TNI untuk rakyatnya.