Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
NasionalPolkam

Bisikan Hoaks di Tanah Amungme: Saat Harapan Natal Ternoda Godaan Uang Haram

103
×

Bisikan Hoaks di Tanah Amungme: Saat Harapan Natal Ternoda Godaan Uang Haram

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

MIMIKA | LINTASTIMOR.ID)- Di lereng pegunungan Mimika yang hijau abadi, di mana angin Papua Tengah berbisik rahasia suku Amungme dan Kamoro, sebuah isu liar menyebar seperti kabut pagi yang menyesatkan.

Bayangkan para ibu-ibu, dengan telapak tangan kasar dari tanah adat, berdesak-desakan di depan kantor YPMAK di Jalan Yos Sudarso, Timika.

Example 300x600

Mereka datang sejak Jumat hitam itu, 12 Desember 2025, membawa fotokopi buku rekening bank—seperti doa-doa kertas yang rapuh, harapan Natal 25 Desember yang konon akan jatuh dari langit dalam bentuk dana tunai.

Tapi angin berubah arah pada Senin, 15 Desember, ketika Dr. Leonardus Tumuka, Ketua YPMAK, melangkah ke panggung publik, suaranya teguh bagai akar kelapa di tanah basah: tidak ada alokasi, tidak ada pesta uang untuk hari suci itu.

Ini bukan akhir mimpi, melainkan panggilan untuk bangun dari ilusi.Refleksi ini mengajak kita menyelami jiwa Mimika, tanah di mana PT Freeport Indonesia menitipkan amanah melalui YPMAK—yayasan yang bukan penjaja janji semu, tapi penjaga tiga pilar suci: pendidikan yang menyalakan obor generasi, kesehatan yang menyembuhkan luka kolonial, dan sosial-ekonomi yang merajut martabat suku.

Bukan dana insidental yang mengalir bebas seperti sungai Aidua, tapi program sistematis, lahir dari rapat pembina yang bijak. “Informasi yang beredar di masyarakat tidak benar dan menyesatkan,” ujar Leonardus dengan nada yang lembut bagai hembusan angin gunung, “hal ini penting kami tegaskan agar masyarakat luas tidak tertipu oleh informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab seperti itu.”

Kata-katanya bukan cambuk, melainkan pelukan—panggilan damai untuk kritis, agar hoaks tak lagi meracuni harmoni akhir tahun 2025.

Dalam esai reflektif ini, kita renungkan bagaimana godaan uang haram menyusup ke relung hati masyarakat adat, menjanjikan kemakmuran instan di tengah tantangan hidup yang abadi.

YPMAK, sebagai mitra strategis, tak pernah alokasikan anggaran sembarangan: “Seluruh pengelolaan dana dilakukan melalui divisi teknis di YPMAK.

Mekanismenya harus mengacu pada keputusan Rapat Pembina YPMAK. Jadi, tidak ada mata anggaran yang dialokasikan sembarangan, apalagi sekadar untuk bagi-bagi dana Natal,” tegas Leonardus, suaranya bergema seperti lonceng gereja di lembah Kamoro, mengingatkan bahwa mandat yayasan adalah membangun, bukan membeli kepercayaan.

Kabar dalam bentuk narasi: tak menyalahkan siapa pun, tapi mengajak warga Mimika—Amungme, Kamoro, dan saudara Papua lainnya—untuk waspada, verifikasi dari saluran resmi, demi menjaga kedamaian sosial yang rapuh seperti daun nipah di musim hujan.

Pada akhirnya, klarifikasi ini adalah cermin bagi kita semua: di era informasi deras bagai banjir, mari pilih kebenaran sebagai sahabat.

YPMAK mengimbau dengan hati terbuka, “Lebih berhati-hati, kritis dalam menerima kabar,” agar akhir tahun bukan lautan kekecewaan, tapi samudra harapan sejati.

Di Timika, matahari terbenam membawa pesan: Natal bukan soal uang, tapi tentang cahaya yang lahir dari kejujuran bersama.

 

Example 300250