Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Kabupaten MimikaNasionalPolkam

Anak Putus Sekolah di Mimika: Yayasan Talenta Papua Bergerak, Pemerintah dan Freeport Dinilai Masih Abai

44
×

Anak Putus Sekolah di Mimika: Yayasan Talenta Papua Bergerak, Pemerintah dan Freeport Dinilai Masih Abai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] – Di tengah minimnya perhatian pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia terhadap anak-anak putus sekolah, Yayasan Pengembangan Talenta Papua (YPTP) justru hadir sebagai cahaya kecil yang menyala di Mimika.

Lewat tangan Pastor Didimus Kosi, OFM, yayasan ini membekali anak-anak muda Papua dengan keterampilan agar kelak mereka mandiri di tanah leluhur.

Example 300x600

Senin (25/8/2025), Pastor Didimus menyerahkan sebuah mesin jahit sofa kepada Melkianus Kamoropo, seorang yatim piatu dari Mimika yang kini merintis usaha mandiri setelah mengikuti pelatihan di YPTP.

“Melkianus ini salah seorang dari 265 anak muda Papua yang kami bina. Kami berdoa dan berharap, mesin jahit sofa ini menjadi alat yang menghidupkan kembali harapan, sekaligus penopang ekonomi keluarga,” ujar Pastor Didimus di Timika dengan suara penuh empati.

Sejak berdiri pada 2021, YPTP telah melatih ratusan anak muda Papua dari suku Amungme, Kamoro, dan suku-suku kekerabatan lainnya. Mereka dibina bukan hanya untuk berilmu, melainkan untuk berdiri tegak di atas tanah sendiri. Ada yang melanjutkan sekolah ke SMA dan perguruan tinggi, ada pula yang sudah bekerja, bahkan membuka usaha sendiri.

Namun, Pastor Didimus menilai perhatian pemerintah daerah maupun pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia masih jauh dari harapan. “Anak-anak muda Papua yang memilih jalur keterampilan non-formal belum sepenuhnya mendapat perhatian. Gedung pelatihan dan asrama belum ada. YPMAK yang mengelola dana 2 persen Freeport perlu membuka mata dan memberi dukungan nyata bagi anak-anak Mimika,” tegasnya.

Sementara itu, Melkianus Kamoropo tak kuasa menahan haru atas dukungan yang diterimanya. “Saya bangga menjadi angkatan pertama binaan yayasan ini. Sofa yang saya buat sederhana, tapi nilainya besar untuk menopang hidup saya dan saudara-saudari saya. Terima kasih kepada Pastor Didimus dan YPTP. Semoga kebaikan ini diberkati Tuhan,” tuturnya.

Cerita Melkianus hanyalah satu dari sekian potret keterbatasan anak-anak Papua yang berjuang dengan segala cara untuk bertahan. Ketika birokrasi dan korporasi masih sibuk menghitung angka, yayasan sederhana ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari satu mesin jahit yang menghidupkan harapan.


 

Example 300250