Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupNasionalPeristiwaPolkam

Pulang ke Tanah Berkat: Ketika Wapres Gibran Menyapa Natal di Bumi Nyiur Melambai

72
×

Pulang ke Tanah Berkat: Ketika Wapres Gibran Menyapa Natal di Bumi Nyiur Melambai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Laporan Khusus Oleh: —REDAKSI LINTASTIMOR.ID-

Ia datang bukan sekadar sebagai pejabat negara,
melainkan sebagai anak bangsa yang pulang ke tanah yang menyimpannya dalam ingatan.

Example 300x600

Di bawah langit Sulawesi Utara yang teduh, Bumi Nyiur Melambai kembali membuka pelukannya. Denting lagu Natal, cahaya lilin, dan doa-doa yang mengalir pelan menjadi latar ketika Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, kembali menjejakkan kaki—menyapa rakyat, menghadiri ibadah, dan meneguhkan kebersamaan.

Natal selalu memberi ruang bagi keheningan yang bermakna. Dan kehadiran Wapres Gibran di akhir tahun 2025 ini terasa sebagai pesan yang sederhana namun kuat: negara hadir di tengah iman dan harapan rakyatnya.

“Natal bukan hanya perayaan, tetapi perjumpaan—antara doa, kerja, dan tanggung jawab,”
— (catatan reflektif)

Jejak yang Kembali Ditemukan

Ingatan publik menoleh ke 24 Desember 2023. Saat itu, Gibran—masih sebagai tokoh muda nasional—hadir merayakan Natal di Sulawesi Utara dan menyapa kader PSI Sulawesi Utara. Dua tahun berlalu. Kini ia kembali, dengan beban amanah yang lebih besar, namun langkah yang tetap ringan.

Kepulangannya bukan kebetulan. Ia seperti menapak ulang jejak yang pernah ditorehkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo—jejak yang tak hanya tercatat dalam agenda kunjungan, tetapi tertanam dalam pembangunan.

Sulawesi Utara tahu betul cerita itu. Tentang bandara, pelabuhan, pariwisata, konektivitas, dan program strategis nasional yang mengubah wajah daerah. Tentang seorang presiden yang paling sering datang, paling konsisten mendengar, dan paling nyata bekerja.

“Kecintaan itu tak diwariskan lewat pidato, melainkan lewat kehadiran,”
— refleksi warga.

Warisan yang Mengalir, Amanah yang Diteruskan

Kini, kecintaan itu mengalir dalam diri Mas Wapres Gibran. Bukan sebagai nostalgia, tetapi sebagai komitmen. Ia datang untuk menyapa, mendengar, dan memastikan bahwa negara tidak menjauh dari rakyat—terlebih di momen suci seperti Natal.

Di gereja-gereja, doa dinaikkan. Di ruang publik, harapan dititipkan. Dan di antara keduanya, negara berdiri tenang—tidak menggurui, tidak mendominasi, tetapi menghadirkan rasa aman dan kebersamaan.

Menutup Tahun, Menyambut Harapan

Kunjungan ini bukan sekadar agenda akhir tahun. Ia adalah simbol kesinambungan—antara masa lalu dan masa depan, antara kerja dan iman, antara pusat dan daerah. Sulawesi Utara menyambut, bukan dengan hingar-bingar, tetapi dengan ketulusan.

“Pemimpin yang datang saat rakyat berdoa, sedang belajar merendahkan kuasa di hadapan harapan,”
— catatan Natal.

Selamat datang kembali di Bumi Nyiur Melambai, Mas Wapres Gibran.
Kiranya langkah ini menjadi peneguh persatuan dan penanda kerja yang terus berlanjut.

Jaya terus Prabowo–Gibran,
mengawal Indonesia dengan ketenangan, keberanian, dan keberpihakan pada rakyat.

 

Example 300250
Penulis: Redaksi Lintastimor.idEditor: Agustinus Bobe