Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
NasionalPeristiwaPolkam

113 Ribu Prajurit di Malam Sunyi: Ketika Senjata Diturunkan, Doa Dinaikkan

99
×

113 Ribu Prajurit di Malam Sunyi: Ketika Senjata Diturunkan, Doa Dinaikkan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Laporan Khusus Redaksi LINTASTIMOR.ID—

Example 300x600

Malam Natal selalu datang dengan keheningan yang rapuh.
Di balik nyala lilin dan denting lonceng gereja, ada gelisah yang tak pernah sepenuhnya hilang—tentang keamanan, tentang cuaca, tentang kemungkinan buruk yang tak diundang namun selalu mengintai. Di saat umat menundukkan kepala dalam doa, negara justru berdiri tegak dalam siaga.

Lebih dari 113.000 prajurit Tentara Nasional Indonesia disebar ke seluruh penjuru negeri. Dari hutan, pesisir, kota, hingga langit nusantara. Mereka tidak datang membawa perang, melainkan ketenangan. Tidak menghunus senjata, melainkan rasa aman.

“Pengamanan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kerawanan di setiap wilayah,”
Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, Kapuspen TNI.

Negara yang Hadir Tanpa Riuh

Natal dan Tahun Baru bukan sekadar agenda kalender. Ia adalah peristiwa iman, perayaan keluarga, dan pergerakan manusia dalam skala besar. Di balik perayaan itu, TNI bersama Polri membaca peta kerawanan—sunyi, teliti, dan tanpa sensasi.

Pasukan dari **tiga matra—Angkatan Darat, Laut, dan Udara—**bersiaga di tempat ibadah, objek vital strategis, pusat keramaian, hingga jalur transportasi darat, laut, dan udara. Mereka hadir bukan untuk dilihat, tetapi untuk memastikan semua berjalan tanpa gangguan.

Di jalan lintas, pelabuhan, bandara, dan terminal—langkah-langkah prajurit berpadu dengan denyut mobilitas rakyat. Negara bekerja dalam senyap.

Saat Doa Bertemu Tanggung Jawab

Namun ancaman tak selalu datang dari manusia. Alam pun bisa berubah menjadi ujian. BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem, potensi banjir dan longsor, serta gelombang tinggi di sejumlah wilayah. TNI tak menunggu bencana terjadi.

Prajurit disiagakan bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga penjaga kemanusiaan—siap mengevakuasi, membuka akses terisolasi, dan menolong tanpa pamrih.

“Seluruh satuan TNI di daerah dipastikan dalam kondisi siap operasional untuk merespons perkembangan situasi dengan cepat,”
Kapuspen TNI.

Kalimat itu terdengar formal. Namun di lapangan, ia menjelma menjadi tubuh-tubuh yang siap basah oleh hujan, lelah oleh malam, dan sunyi oleh jarak dari keluarga sendiri.

Natal Tanpa Seragam, Keamanan Tanpa Sorotan

Di saat banyak orang merayakan Natal di meja makan, sebagian prajurit merayakannya di pos jaga. Di saat kembang api menyala, mereka menghitung waktu dan arah. Mereka mungkin tak ikut bernyanyi, tetapi merekalah yang memastikan lagu itu selesai tanpa gangguan.

Inilah wajah negara yang jarang dipuji:
bekerja agar rakyat tak merasa dijaga.

Pengamanan Natal dan Tahun Baru bukan sekadar operasi rutin. Ia adalah pernyataan diam-diam bahwa negara hadir—utuh, siaga, dan bertanggung jawab—bahkan ketika rakyat sedang bersukacita.

Dan di malam paling suci itu, ketika doa-doa naik ke langit, ada prajurit-prajurit yang memilih tetap membumi.
Agar Indonesia tetap tenang menyambut fajar tahun yang baru.

 

Example 300250