Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupNasionalPeristiwaPromosi Iklan

Malam Natal Dijaga Negara, Doa Dijaga Iman

122
×

Malam Natal Dijaga Negara, Doa Dijaga Iman

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Ketika Pesan Presiden Menyusuri Bangku Gereja Katedral dan Immanuel

JAKARTA |LINTASTIMOR.ID)
Malam belum sepenuhnya turun ketika cahaya lilin mulai berpendar di Gereja Katedral Jakarta. Di tengah kidung Natal yang mengalun pelan, negara hadir dengan langkah tenang—bukan untuk menguasai altar, melainkan memastikan doa dapat naik ke langit tanpa rasa takut. Di sanalah, Menko Polkam Jenderal TNI (Purn.) Djamari Chaniago menyusuri bangku gereja, membawa satu pesan sederhana namun bermakna dalam: salam Natal dari Presiden Republik Indonesia.

Kunjungan itu berlanjut ke Gereja Immanuel, Rabu (24/12/2025). Dua gereja, dua ruang iman, satu pesan yang sama: Natal harus dirayakan dalam damai, dan negara bertugas menjaga kedamaian itu.

Example 300x600

“Kami datang untuk menyampaikan pesan Bapak Presiden yang mengucapkan Selamat Natal kepada seluruh umat Kristiani, sekaligus meyakinkan bahwa ibadah Natal dapat dilaksanakan dengan tenang dan aman,” ujar Menko Polkam dengan suara yang tidak meninggi, namun tegas menenangkan.

Negara yang Menjaga, Iman yang Menguatkan

Bagi Menko Polkam, pengamanan Natal bukan sekadar operasi keamanan. Ia adalah bentuk kehadiran negara di ruang paling personal warga: ruang iman.

“Kami ingin memastikan seluruh umat Katolik dan Kristiani dapat menikmati perayaan Natal ini dengan rasa aman,” katanya.

Di balik kalimat itu, ada ribuan personel yang bekerja dalam senyap, ada koordinasi lintas lembaga, dan ada satu tujuan bersama: agar doa tidak terganggu oleh rasa cemas.

Natal yang Tidak Seragam

Namun Natal tahun ini tidak dirayakan dengan wajah yang sama di seluruh negeri. Di saat sebagian umat bersimpuh di bangku gereja yang hangat, sebagian lainnya merayakan Natal dalam keterbatasan—di pengungsian, di tenda darurat, di tanah yang baru saja dilanda bencana.

Menko Polkam mengajak umat untuk mengingat mereka yang jauh dari rumah: saudara-saudara di Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Mereka juga ingin beribadah seperti kita, tetapi kondisi belum memungkinkan. Karena itu, mari kita doakan bersama agar mereka diberi kekuatan dan agar pemerintah mampu segera membantu mengatasi semua kesulitan ini,” ucapnya.

Di titik ini, Natal menemukan maknanya yang paling jujur: bukan hanya tentang sukacita, tetapi tentang solidaritas.

Pemerintah di Tengah Derita

Hal senada disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno. Ia mengingatkan bahwa di balik gemerlap Natal, ada luka-luka sosial yang masih menganga.

“Ada yang merayakan Natal jauh dari rumah, dalam keterbatasan, bahkan di pengungsian,” katanya lirih.

Namun negara, kata Pratikno, tidak berpaling.

“Pemerintah bekerja keras memastikan perlindungan, menjamin kebutuhan sehari-hari, memberikan bantuan darurat, serta memulihkan infrastruktur, sawah, ladang, dan rumah-rumah warga,” tegasnya.

Natal, dalam konteks ini, menjadi ujian etika negara: sejauh mana kasih diterjemahkan menjadi kebijakan.

Bhineka yang Menjaga Malam Kudus

Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa pengamanan Natal 2025 adalah kerja bersama seluruh elemen bangsa. Tak kurang dari 147 ribu personel gabungan diterjunkan, termasuk melibatkan organisasi kemasyarakatan seperti Banser.

“Ini wujud Bhineka Tunggal Ika. Kita semua, tanpa membedakan agama, bersatu menjaga rasa aman,” ujarnya.

Di halaman gereja, seragam berbeda berdiri berdampingan. Di sanalah, Bhineka Tunggal Ika tidak lagi menjadi semboyan—ia menjadi praktik nyata.

Doa Balik dari Altar

Dari sisi altar, Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyambut kehadiran para pejabat negara dengan rasa syukur. Baginya, kunjungan ini adalah tanda bahwa negara tidak absen ketika umat beribadah.

“Kehadiran para pejabat meyakinkan umat bahwa setiap perayaan iman selalu diteguhkan oleh negara,” tuturnya.

Ia pun mengirimkan doa kembali kepada mereka yang memikul tanggung jawab kebangsaan.

“Kami mendoakan agar para pejabat dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya, untuk Tuhan dan untuk Tanah Air,” kata Kardinal Suharyo.

Refleksi Natal

Di antara tembok gereja tua dan bangunan kolonial Immanuel, Natal 2025 memperlihatkan wajah Indonesia yang sesungguhnya: iman yang beragam, negara yang hadir, dan solidaritas yang dijahit bersama.

Malam itu, doa-doa naik ke langit. Negara menjaga dari bumi. Dan di antara keduanya, harapan terus menyala—bahwa Indonesia bisa tetap damai, bahkan ketika dunia di sekelilingnya rapuh.

 

Example 300250