Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupNasionalPeristiwaPolkamTeknologi

Dari Gerbang Negara, Harapan Dinyalakan

59
×

Dari Gerbang Negara, Harapan Dinyalakan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Motaain Border Expo 2025 dan Doa Bupati Belu untuk Kemakmuran Bersama

ATAMBUA | LINTASTIMOR.ID] — Di Motaain, perbatasan tidak lagi sunyi. Hari ini ia bersuara. Tenda-tenda berdiri, produk lokal dipamerkan, langkah kaki berdatangan dari dua arah negeri. Di titik paling timur Indonesia, negara memilih tidak hanya menjaga batas, tetapi menumbuhkan harapan.

Motaain Border Expo 2025 resmi dibuka. Bukan sekadar pameran, melainkan penanda zaman—bahwa perbatasan tak lagi dimaknai sebagai halaman belakang, melainkan teras depan Indonesia yang hidup, bekerja, dan bermimpi.

Example 300x600

Di hadapan masyarakat, pelaku UMKM, aparat, dan tamu lintas batas, Bupati Belu Willybrodus Lay, S.H. berdiri dengan nada tenang namun penuh keyakinan. Kata-katanya mengalir seperti doa yang dititipkan pada tanah perbatasan.

“Motaain Border Expo 2025 adalah momentum strategis yang memiliki makna penting bagi pembangunan kawasan perbatasan, khususnya di Kabupaten Belu,”
Bupati Belu, Willybrodus Lay

Baginya, pameran ini bukan agenda seremonial. Ia adalah peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, sekaligus peristiwa kepercayaan. Di sinilah negara menunjukkan wajahnya—hadir, bekerja sama, dan membuka ruang tumbuh bagi masyarakat perbatasan.

Bupati Willy Lay menegaskan, Expo ini lahir dari sinergi yang nyata: pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat berjalan dalam satu irama. Tidak saling menunggu, tidak berjalan sendiri.

“Kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat dalam membangun kawasan perbatasan yang maju dan berdaya saing,”

Di Motaain, kolaborasi itu tampak hidup. Produk UMKM berjajar, hasil tangan masyarakat perbatasan menemukan panggungnya. Di balik setiap stan, ada cerita keluarga, ada kerja panjang, ada harapan agar ekonomi tak lagi berjalan di tempat.

Expo ini membawa pesan yang lebih besar: perbatasan bukan garis pemisah, melainkan ruang temu. Tempat Indonesia dan Timor Leste saling menyapa lewat perdagangan, budaya, dan kemanusiaan.

Bagi Pemerintah Kabupaten Belu, transformasi ekonomi perbatasan bukan mimpi yang jauh. Ia sedang berlangsung—dimulai dari membuka akses, memperkuat daya saing lokal, dan memberi kepercayaan kepada masyarakat untuk menjadi pelaku utama pembangunan.

Di tengah riuh Expo, satu pesan Bupati Willy Lay terasa mengendap lama: kemajuan tidak lahir dari pusat semata, tetapi dari pinggiran yang diberi ruang tumbuh.

“Kawasan perbatasan harus menjadi beranda depan yang sejahtera, bukan sekadar penanda batas wilayah,”

Ketika matahari bergerak turun di ufuk Motaain, Expo masih berlangsung. Orang-orang berbincang, bertransaksi, tertawa. Di antara itu semua, satu hal menjadi jelas: di perbatasan ini, masa depan sedang dinegosiasikan—dengan kerja, kolaborasi, dan harapan bersama.

 

Example 300250
Penulis: Redaksi Lintastimor.idEditor: Agustinus Bobe