Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaGaya HidupNasionalPeristiwaPolkam

Natal Datang Lebih Awal di Hitadipa

148
×

Natal Datang Lebih Awal di Hitadipa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Ketika Negara Menyusuri Pegunungan, Membawa Dana, Sembako, dan Harapan

INTAN JAYA |LINTASTIMOR.ID]— Pagi masih basah oleh kabut pegunungan ketika rombongan kecil itu tiba di Distrik Hitadipa. Hari Minggu, waktu yang biasanya sunyi dari urusan birokrasi. Namun hari ini berbeda.

Negara memilih hadir lebih awal, menyusuri jalan pedalaman, membawa beras, dana desa, dan satu pesan sederhana: masyarakat tidak sendirian menyambut Natal.

Example 300x600

Di tengah lingkaran warga yang berkumpul, Bupati Intan Jaya Aner Maisini berdiri tanpa podium megah. Hanya suara alam, aparat keamanan, dan masyarakat kampung yang menunggu dengan sabar. Bersama Kapolres Intan Jaya dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (BPMK) Yoyakim Mujizau, ia menyerahkan Dana Desa (ADD) sekaligus bantuan sembako, tepat di jantung Distrik Hitadipa.

Natal tinggal hitungan hari. Api bakar batu segera menyala. Dapur-dapur kampung mulai bersiap. Di momen inilah pemerintah memilih tidak menunda.

“Besok dan lusa, masyarakat kita mulai merayakan Natal. Banyak kampung akan bakar batu, menyiapkan kebersamaan. Karena itu pemerintah hadir hari ini, agar dana dan bantuan ini benar-benar dipakai untuk Natal dan untuk kehidupan kampung,”
Bupati Intan Jaya, Aner Maisini

Tidak ada alasan administratif yang dibentangkan. Tidak ada dalih hari libur. Bagi Bupati, pelayanan tidak mengenal kalender merah ketika kebutuhan masyarakat mendesak.

Dana Desa, kata Aner, bukan sekadar angka dalam dokumen anggaran. Ia adalah alat hidup—untuk makan bersama, untuk membangun kampung, untuk menjaga harapan tetap menyala di tengah keterbatasan.

“Tidak ada maksud lain penyaluran dilakukan hari Minggu. Ini murni agar masyarakat segera merasakan manfaatnya—untuk Natal, dan untuk pembangunan kampung mereka sendiri,”

Penyaluran Dana Desa hari ini menjadi bagian dari gerak yang lebih besar. Empat titik pelayanan berlangsung di wilayah Sugapa, satu di Hitadipa, serta Distrik Homeyo dan Wandai. Distrik Biandoga dilayani di hari yang sama, sementara Homeyo dan Wandai menyusul keesokan harinya. Semua bergerak dalam satu ritme: memastikan tak ada kampung tertinggal menjelang Natal.

Kepala Dinas BPMK Intan Jaya, Yoyakim Mujizau, berdiri tak jauh dari warga. Baginya, kehadiran di hari Minggu justru menegaskan arah kepemimpinan daerah.

“Kami mendukung penuh visi Bupati. Pemerintah harus sampai ke kampung dan distrik, bukan menunggu masyarakat datang ke kota. Kehadiran hari ini adalah komitmen agar Natal dirayakan dengan damai dan penuh sukacita,”

Lebih dari sekadar penyaluran bantuan, momen ini juga menjadi penanda rasa aman. Kehadiran Kapolres dan unsur Forkopimda memberi pesan tenang: Intan Jaya kondusif, Hitadipa aman.

“Ini bukti bahwa Intan Jaya aman. Masyarakat bisa merayakan Natal dengan tenang. Pemerintah hadir, bukan hanya membawa sembako dan dana, tapi juga rasa aman,” tambah Yoyakim.

Di Hitadipa, Natal datang lebih awal—bukan lewat lonceng gereja, tetapi lewat tangan-tangan yang membawa bantuan, lewat keputusan untuk hadir di hari libur, dan lewat keyakinan bahwa pelayanan negara seharusnya berjalan sejauh apa pun medan yang harus ditempuh.

Di antara kabut pegunungan dan wajah-wajah kampung yang mulai tersenyum, satu hal terasa nyata: Natal bukan hanya soal perayaan, tetapi tentang kehadiran.

 

Example 300250