MAPPI |LINTASTIMOR.ID(-Di Aula Rupatama Polres Mappi, Rabu (17/12/2025), Natal hadir tanpa hiruk-pikuk gemerlap. Ia datang dengan cara yang sunyi namun menyentuh—melalui doa, pujian, dan permenungan bersama. Di balik seragam cokelat yang sehari-hari tegas menjaga hukum, malam itu terselip wajah-wajah yang tunduk dalam syukur.
Dengan tema “Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga”, Perayaan Natal Bersama Polres Mappi tahun 2025 menjadi ruang batin: tempat iman dipeluk, kesalahan direnungi, dan harapan dilahirkan kembali.
Hadir dalam perayaan tersebut Kapolres Mappi Kompol Suparmin, S.IP., M.H, Wakapolres Kompol Yosep Tato, Ketua Bhayangkari Cabang Mappi Ny. Dwi Suparmin, Pendeta Stefanus Sawi, MHG, Ketua LMA Valentinus Tanggipaimu, tokoh agama, tokoh adat, para purnawirawan dan warakawuri Polri, serta seluruh personel Polres Mappi—sebuah perjumpaan lintas generasi dan peran yang dipersatukan oleh kabar kelahiran Sang Juruselamat.
Sebagai Ketua Panitia, Kasat Binmas Polres Mappi Iptu Naftali Rumpaidus membuka perayaan dengan ungkapan syukur yang jujur dan membumi.
“Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi mempersiapkan perayaan Natal ini, meski dengan keterbatasan waktu dan kekurangan lainnya. Kiranya kebersamaan ini membawa berkat dan sukacita bagi kita semua,” tuturnya lirih namun penuh makna.
Natal, dalam kesaksiannya, bukan tentang kemewahan acara, melainkan tentang ketulusan bekerja bersama.
Sementara itu, Kapolres Mappi Kompol Suparmin dalam sambutannya mengajak seluruh keluarga besar Polres Mappi menjadikan Natal sebagai cermin nurani—tempat bercermin, bukan bersembunyi.
“Dalam menjalankan tugas, tanpa mental dan spiritual yang kuat, kita mudah melenceng. Tetapi jika kita bekerja berlandaskan nilai-nilai agama, saya yakin semua akan berjalan sesuai jalur dan aturan,” ujarnya tegas namun penuh kebapakan.
Baginya, Natal bukan hanya perayaan iman, melainkan fondasi etika dalam melayani masyarakat. Sebuah panggilan untuk menjaga hati agar tetap lurus di tengah godaan kekuasaan dan rutinitas tugas.
Ia pun mengajak umat Kristiani di lingkungan Polres Mappi untuk menjadikan Natal sebagai momentum perubahan.
“Kesalahan-kesalahan di tahun-tahun sebelumnya biarlah menjadi koreksi, agar kita berbenah dan melangkah ke depan sebagai pribadi yang lebih baik,” ucapnya, seolah berbicara pada diri sendiri dan semua yang hadir.
Perayaan semakin hidup dengan lantunan paduan suara yang menggema lembut di aula, serta pemberian tali asih kepada anak-anak—simbol kasih yang sederhana, namun sarat pesan: bahwa Natal selalu berpihak pada yang kecil dan rapuh.
Di penghujung acara, tidak ada janji besar yang diumbar. Yang tersisa hanyalah keheningan yang penuh makna—bahwa di balik senjata dan kewenangan, ada hati yang terus dipanggil untuk mengasihi.
Natal di Polres Mappi tahun ini mengajarkan satu hal sederhana namun mendalam:
bahwa keadilan yang sejati lahir dari hati yang diselamatkan, dan pelayanan yang tulus tumbuh dari iman yang hidup.
Di sanalah Natal menemukan rumahnya—di antara doa, seragam, dan tekad untuk melayani dengan sepenuh hati. ✨
















