Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
NasionalPeristiwaPolkam

Negara yang Datang Saat Tanah Retak: Catatan Kemanusiaan dari Ruang Kabinet hingga Lokasi Bencana”

170
×

Negara yang Datang Saat Tanah Retak: Catatan Kemanusiaan dari Ruang Kabinet hingga Lokasi Bencana”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JAKARTA |LINTASTIMOR.ID)-
Ketika bumi mengguncang dan air meluap melampaui batasnya, duka tak pernah memilih alamat. Ia datang serentak, mengetuk rumah-rumah rapuh, memeluk anak-anak yang ketakutan, dan menguji seberapa jauh negara bersedia berjalan bersama rakyatnya. Dari ruang Sidang Kabinet hingga tanah berlumpur di lokasi bencana, kemanusiaan kembali menjadi kata kunci yang tak bisa ditawar.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, menyampaikan bahwa Sidang Kabinet Paripurna, yang digelar pada Senin, 15 Desember 2025, secara khusus membahas penanganan bencana alam yang tengah melanda saudara-saudara sebangsa di berbagai wilayah Indonesia.

Example 300x600

Dalam forum tertinggi pemerintahan itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memaparkan langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan negara—bukan sebagai laporan administratif semata, melainkan sebagai wujud kehadiran moral dan politik negara di tengah penderitaan rakyat.

“Bapak Presiden menegaskan komitmennya untuk terus memantau langsung penanganan di lapangan, bahkan dengan kunjungan rutin ke wilayah terdampak,” ujar Christina.

Ia kemudian meluruskan informasi yang sebelumnya terlewat disampaikan. Frekuensi kunjungan Presiden bukan sekadar simbol, melainkan rangkaian kehadiran yang konsisten: tiga kali ke Aceh, dua kali ke Sumatera Utara, dan satu kali ke Sumatera Barat. Sebuah peta empati yang digambar lewat langkah kaki, bukan hanya pidato.

Dalam bencana, tubuh manusia sering kali menjadi medan paling rapuh.

Karena itu, perhatian negara tak berhenti pada logistik dan infrastruktur. Menteri Kesehatan, lanjut Christina, telah menyatakan komitmen untuk mengirimkan 600 tenaga medis, terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis, yang akan bertugas dengan sistem rotasi setiap dua minggu.

“Ini adalah ikhtiar agar layanan kesehatan tetap terjaga, dan kelelahan tidak menggerus kualitas kemanusiaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian  memastikan negara hadir hingga ke urusan yang paling personal: identitas. Pemerintah akan menyediakan penggantian dokumen kependudukan—KTP, akta kelahiran, dan dokumen penting lainnya—yang hilang atau rusak akibat bencana. Sebab, kehilangan rumah adalah duka, tetapi kehilangan identitas bisa menjadi luka yang berkepanjangan.

Di balik angka, kebijakan, dan koordinasi lintas kementerian, terdapat barisan manusia yang bekerja dalam senyap dan keringat. Christina Aryani menyampaikan apresiasi tulus kepada seluruh elemen yang telah berjuang tanpa pamrih:

“Personel TNI, Polri, Unit K9, Basarnas, Tim SAR Gabungan, para relawan, tenaga medis, dan seluruh masyarakat—merekalah wajah kemanusiaan yang sesungguhnya.”

Di tengah puing dan air mata, mereka berdiri sebagai pengingat bahwa bangsa ini masih memiliki empati yang hidup. Bahwa di saat alam menunjukkan kekuatannya, manusia memilih untuk saling menggenggam.

Bencana mungkin merobohkan rumah, memecah jalan, dan mengubah peta kehidupan. Namun selama negara datang—dengan langkah nyata, dengan hati yang terbuka—harapan akan selalu menemukan jalannya kembali.

Example 300250