Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
InternasionalNasionalPeristiwaPolkam

Konstitusi yang Dilupakan dan Nama yang Tidak Berhak Melupa

56
×

Konstitusi yang Dilupakan dan Nama yang Tidak Berhak Melupa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

DILI |LINTASTIMOR. ID)- Timor-Leste berdiri di atas darah dan sejarahnya sendiri. Karena itu, ketika seorang negarawan berbicara seolah yang asli bisa diganti, publik wajib mengingatkannya—bahkan jika nama itu adalah Claudio Ximenes.

Di negeri kecil yang sepi namun sarat ingatan ini, konstitusi bukan sekadar dokumen. Ia adalah makam, luka, pengasingan, dan kembali pulang. Karena itu, ketika pernyataan Claudio Ximenes muncul pada 6 Desember 2025—menolak revisi Konstitusi 2002 dan menolak sistem presidensial—riak kecil di media sosial berubah menjadi gelombang memori nasional.

Example 300x600

Konstitusi 2002 bukanlah tulang punggung sejarah, ia hanya salinan yang tidak menyebut 1975.
Dialog Nasional 23 Januari 2003, prinsip Xanana tercatat

Claudio, yang pernah memimpin Tribunal Rekursu, dan menikmati seluruh fasilitas negara merdeka, bukan orang asing dalam sejarah ini. Semua orang mengenalnya; intelektual terdidik Portugal, pemegang kewarganegaraan ganda, dan karenanya wajar jika pikirannya sering condong pada model semi-presidensial Eropa.

Namun sejarah Timor-Leste bukan catatan Eropa. Ia adalah bumi yang bergetar ketika proklamasi dibacakan pada 28 November 1975. Ia adalah Konstitusi orisinal 1975—yang lahir tanpa sponsor, tanpa mediator, tanpa kolonial, hanya keberanian dan kemerdekaan.

Sebelum membantah Restorasi, seseorang wajib mengingat kembali siapa yang menandatangi luka bangsa.

Di meja Dialog Nasional 2003, Xanana sudah menyelesaikan perdebatan itu. Tiga prinsip disahkan: penyesuaian, revisi, dan referensi konstitusi. Klaim sepihak Claudio hari ini, karenanya, bukan saja lupa—tetapi memilih untuk melupakan.

Ia bukan tidak tahu. Ia hadir di ruang itu. Ia mendengar. Ia menyetujui. Tetapi dua puluh tahun setelahnya, ia berbicara dari panggung media sosial, seolah sejarah dapat didaur ulang seperti naskah birokrasi.

Jika masih ragu, tanyakan kembali pada Xanana. Engkau bekerja dalam kabinetnya hari ini.

Di hadapan bangsa, nama besar tidak otomatis kebal dari kritik. Terlebih jika memori negara dipertaruhkan. Konstitusi 1975 tidak hanya teks, ia adalah tanah. Ia adalah tulang para syuhada, ia adalah darah yang tidak mengering.

Karena itu, Claudio, ketika Anda menolak presidensialisme dan menolak revisi, pertanyaan sederhana lahir dari rakyat yang Anda wakili:

Bagaimana mungkin Restorasi bisa diakui tanpa kembali menyentuh Konstitusi yang menandai kelahiran Republik?

Sejarah tidak meminta tepuk tangan, ia hanya meminta kejujuran.

Dan hari ini, Timor-Leste menagihnya.

Konstitusi 2002 mungkin rapi, tetapi tidak mengingat 1975. Sedang 1975 mungkin berdarah, tetapi tidak pernah melupakan Timor-Leste.

Sebuah bangsa berhak menuntut yang asli, bukan sekadar salinan yang nyaman di meja diplomasi.

 

Example 300250