SUMATERA |LINTASTIMOR ID)-Di hari ketujuh pencarian, satu tubuh kecil akhirnya kembali ke pangkuan keluarga.
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan mengonfirmasi bahwa Weda Amelia Maharaja, 10 tahun, ditemukan tanpa nyawa dan telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Di balik gemuruh tanah yang runtuh, nama Weda kini menjadi potret paling sunyi dari bencana yang merenggut banyak harapan.
Sementara itu, Roy Simanullang, 19 tahun, masih belum ditemukan. Waktu memanjang, namun pencarian tidak dihentikan. Di titik-titik longsor yang masih lembab dan berbahaya, Tim Gabungan Tanggap Bencana tetap menyusuri lapisan tanah, akar, dan puing, mencoba memenangkan pertarungan melawan keadaan.
Pencarian itu dipimpin langsung oleh Bupati Humbang Hasundutan Dr. Oloan Paniaran Nababan, S.H., M.H. yang sejak hari pertama turun ke lokasi, tidak hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai saksi duka warganya sendiri.
Dalam sambungan telepon dengan redaksi Lintastimor.id, Selasa (2/12/2025) siang, nada suaranya terdengar menahan banyak hal yang tidak tersampaikan.
“Kami tidak akan menghentikan pencarian sebelum semua korban ditemukan. Keluarga menunggu, dan kami berdiri bersama mereka,”
— Dr. Oloan Paniaran Nababan, Bupati Humbang Hasundutan
Data sementara dari posko gabungan menunjukkan bahwa upaya pencarian telah dilakukan sejak 7 hari lalu, dengan pola penyisiran manual, bantuan alat berat di titik aman, dan pemetaan ulang lereng yang masih labil. Setiap jam berarti kesempatan, setiap penemuan berarti jawaban.
Di lereng yang retak itu, duka masih bercokol—tapi begitu pula keteguhan manusia untuk bertahan. Tim terus bekerja, keluarga terus berharap, dan tanah yang pernah runtuh itu menjadi saksi betapa kehilangan tak pernah mudah untuk dihadapi.
Dan di antara angin siang yang membawa bau lumpur, nama Roy masih dipanggil, berulang-ulang, seakan suara manusia bisa membuka jalan bagi keajaiban terakhir.
