Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
NasionalPeristiwaPolkam

Lintas Perbatasan, Menyatu dalam Pembangunan

176
×

Lintas Perbatasan, Menyatu dalam Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Laporan Khusus Redaksi Lintastimor.id — Suara dari Perbatasan untuk Dunia

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID) — Di bawah langit biru perbatasan, deru baling-baling pesawat di Bandara A. A. Bere Tallo  menandai sebuah peristiwa bersejarah: perjumpaan para pemimpin nasional dan daerah dalam semangat membangun kawasan paling timur negeri. Kamis (13/11/2025), Menteri Koordinator Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, didampingi Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, menapakkan kaki di Rai Belu — gerbang perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Example 300x600

Mereka disambut hangat oleh Bupati Belu Willybrodus Lay, SH dan Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Falentinus Delasalle Kebo, S.IP, MA, bersama jajaran Forkopimda, para asisten, pimpinan OPD dari kedua kabupaten, serta Dekan UNHAN RI Benmboi Atambua. Tak ketinggalan hadir pula Wakil Bupati Belu dan Ketua TP PKK Kabupaten TTU, melengkapi momen yang sarat makna persaudaraan lintas batas.

“Kita ingin perbatasan tidak lagi dipandang sebagai halaman belakang, melainkan beranda depan Indonesia yang maju dan berdaya saing,”
Agus Harimurti Yudhoyono | Menko Pembangunan Kewilayahan

Kunjungan kerja ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momentum memperkuat sinergi antarwilayah dalam pembangunan dan ekonomi kreatif di garis batas negara. Di ruang hangat penuh simbol kebersamaan itu, pemerintah pusat dan daerah berbicara tentang masa depan: bagaimana potensi ekonomi lokal di perbatasan dapat tumbuh menjadi kekuatan baru bagi Indonesia Timur.

Bupati Belu, Willybrodus Lay, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap wilayah perbatasan. Ia menegaskan, kehadiran para menteri adalah bukti nyata bahwa suara dari timur tak lagi bergema sendiri.

“Kami di Belu dan TTU berkomitmen untuk berjalan seirama. Apa yang dimulai di perbatasan, sesungguhnya adalah bagian dari cita besar Indonesia yang utuh,”
— ujar Bupati Willy dengan nada syukur dan harapan.

Sementara Bupati TTU, Falentinus Delasalle Kebo, menekankan pentingnya kolaborasi ekonomi kreatif dan peningkatan infrastruktur antarwilayah. Ia memandang kawasan perbatasan bukan sebagai batas pemisah, melainkan ruang tumbuh yang menghubungkan manusia, budaya, dan harapan.

“Dari sini, kita ingin dunia melihat bahwa Indonesia Timur bukan wilayah pinggiran, tapi panggung masa depan yang menjanjikan,”
— tutur Bupati Falentinus.

Dalam dialog tertutup yang berlangsung di ruang transit bandara, para menteri menyoroti percepatan pembangunan ekonomi wilayah perbatasan melalui pendekatan integratif dan berbasis potensi lokal — mulai dari pengembangan pariwisata budaya, transmigrasi produktif, hingga inovasi kreatif berbasis sumber daya manusia muda di Nusa Tenggara Timur.

Kehadiran Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menambah warna tersendiri. Ia menilai, kreativitas masyarakat perbatasan adalah energi yang perlu dirawat dan dipasarkan ke dunia. “Musik, kriya, tenun, hingga kuliner khas NTT adalah ekspresi jati diri bangsa yang bisa mendunia jika diberi ruang tumbuh,” ujarnya dalam percakapan ringan dengan media.

Kunjungan itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, tetapi gema harapannya panjang. Dari landasan Bandara A. A. Bere Tallo hingga tepian sungai Mota Masin, semangat kolaborasi mengalir seperti angin yang melintas batas — membawa pesan sederhana namun mendalam:

Bahwa pembangunan sejati dimulai dari tepian, dari wajah-wajah yang sabar menunggu di perbatasan, dan dari keyakinan bahwa Indonesia yang kuat harus tumbuh dari pinggiran.

LINTASTIMOR.ID — Suara dari Perbatasan untuk Dunia

Example 300250