MIMIKA |LINTASTIMOR.COM]- Bupati Mimika Johannes Rettob datang menemui ratusan warga yang berunjuk rasa di Kantor Dinas Perhubungan, Selasa (29/4/2025).
Warga Distrik Alama, Jila, Hoya dan Distrik Tembagapura menuntut untuk dibuka kembali operasi pelayanan subsidi penerbangan.
“Kita bisa buka akses kalau semuanya aman. Alama tidak ada masalah sebenarnya, Lapternya baik. Lapter di Bella dan Hoya tahun ini kami selesaikan.
Kami akan kerja dan kalian dukung semua, kalau kami di sana kerja, aman, kamu dukung semua dengan baik kami segera selesaikan,” kata John Rettob.
Terkait pelayanan subsidi penerbangan perintis, ia mengatakannya selama ini dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Tahun ini Pemkab Mimika yang akan mencoba memberikan subsidi
“Terima kasih masyarakat 4 distrik telah membawa aspirasi dengan aman dan damai, mudah-mudahan bisa satu bulan selesai. Saya merasakan apa yang kamu rasakan, betapa susahnya.
Kami akan berusaha agar masyarakat di sana bisa dengan biaya yang murah,” katanya.
Soal stigma zona merah atau daerah rawan atas empat distrik tersebut, katanya akan didiskusikan dengan aparat keamanan.
“Yang penting masyarakat di atas siap menjamin keamanan,” ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan, Jania Basir Rantedanun membenarkan subsidi penerbangan perintis dari pemerintah pusat sudah tidak ada lagi tahun ini.
Sebab itu Pemda mimika telah menganggarkannya dari APBD Tahun 2025.
“Tahun ini kami sudah dianggarkan untuk subsidi penerbangan perintis senilai Rp25 miliar untuk melayani Lapter yang ada. Kami berusaha dan mau penerbangan ini jalan, jadi yang bicara soal keamanan bukan kami tetapi operator sendiri yang tidak mau,” jelasnya.
Ia mengaku sudah menghubungi Maskapai Susi Air untuk melayani subsidi penerbangan, tetapi belum bersedia karena alasan keamanan.
“Untuk carteran bisa, karena memang jauh lebih mahal dibandingkan subsidi. Karena tarif subsidi kami diatur dari pusat, tidak bisa pemerintah mengeluarkan tarif semaunya. Operator tersebut mau melayani karena memang dibayar mahal”ungkap Jania.