Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Kabupaten MimikaNasionalPolkam

Dua Distrik Baru, Harapan Baru Mimika Utara

91
×

Dua Distrik Baru, Harapan Baru Mimika Utara

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Udara sejuk pegunungan di jalur Trans Timika–Wagete menjadi saksi ketika Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyalakan lilin harapan bagi warga empat suku: Moni, Mee, Amungme, dan Kamoro. Di hadapan mereka, ia mengumumkan lahirnya dua distrik baru—Mimika Gunung dan Mimika Utara—sebagai tanda hadirnya negara hingga ke batas kabut dan pesisir.

MIMIKA |LINTASTIMPR.ID)— Pemerintah Kabupaten Mimika resmi membentuk dua wilayah administratif baru, yakni Distrik Mimika Gunung dan Distrik Mimika Utara, hasil pemekaran dari Distrik Iwaka dan Kuala Kencana. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperluas pelayanan publik dan mempercepat pemerataan pembangunan hingga ke wilayah perbatasan.

Example 300x600

Dalam pertemuan bersama ratusan warga empat suku di kawasan Trans Timika–Wagete, Kamis (30/10), Bupati Johannes Rettob menunjuk Primus Wamuni sebagai Pelaksana Kepala Distrik Mimika Gunung dan Jery  Duwitau sebagai Pelaksana Kepala Distrik Mimika Utara.

Sejumlah pejabat hadir mendampingi Bupati, di antaranya Kepala Dinas Kesehatan, BPBD, Inspektorat, Bapenda, Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, BPKAD, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Dinas Koperasi, serta Bagian Tatapem dan Humas Setda Mimika.

Dalam sambutannya, Bupati Rettob menegaskan bahwa pemerintah hadir bukan hanya untuk melihat, tetapi untuk mendengar dan bekerja.

“Hari ini saya datang lihat kamu. Saya mau bicara wilayah pemerintahan. Ini Kabupaten Mimika sampai di gunung. Bapa ibu semua orang Mimika,” ucapnya dengan nada tegas namun hangat.

Menurutnya, pembentukan dua distrik baru ini akan memperpendek jarak antara masyarakat dan pelayanan publik.

“Sebulan sekali pegawai kita akan datang lakukan pemeriksaan kesehatan gratis di sini, juga buka pendaftaran KTP di tempat ini. Kita akan bentuk kampung persiapan sesuai usulan 22 kampung. Sementara akan dibangun satu pustu di wilayah ini,” katanya.

Bupati juga memastikan bahwa wilayah Mimika Utara akan dikembangkan hingga Kapiraya, dengan prioritas pembangunan jalan dan konektivitas antarwilayah.

“Kita bikin kantor distrik sementara, dan mulai tahun depan kita bangun infrastruktur, kesehatan, ekonomi di wilayah perbatasan. Saya punya rencana bangun dari kampung ke kota,” tegasnya.

Aspirasi Empat Suku

Dialog antara pemerintah dan warga berlangsung hangat. Tokoh adat dari empat suku silih berganti menyampaikan harapan.

Samuel Hanau, tokoh suku Moni, menyampaikan rasa terima kasih sekaligus kegelisahan yang lama terpendam.

“Timika ibarat rumah besar, tapi kami di sini seperti duduk di serambi lihat ke dalam. Kami selalu tunggu bapa kasih kami yang di luar ini apa,” ujarnya.

Dari suku Mee, Niko Magai berharap pemekaran kampung segera diwujudkan.

“Saya hormati Bupati Mimika anak adat Kokonao. Saya bicara untuk anak adat Mimika Gunung, kami minta pemekaran kampung,” tuturnya.

Sementara Izak, tokoh dari suku Amungme, menggambarkan kehidupan warga di pegunungan dengan nada haru.

“Kami dari Jayanti sampai Gunung Botak hidup tanpa orang tua di sini, kami hanya berburu dan berkebun. Puji Tuhan bapa sudah datang. Apapun yang bapa berikan kami terima,” katanya tulus.

Dan dari suku Kamoro, Ibu Ratna menyuarakan persoalan klasik tentang tanah dan pembangunan.

“Puluhan tahun kami tidak diperhatikan. Tolong bangun Iwaka juga. Tanah kami sudah diambil, tolong beri kami tanah sedikit. Orang tua wariskan tanah tapi sudah diambil,” ujarnya.

Menutup pertemuan, Bupati Rettob menyerahkan bantuan sembako sebagai simbol kasih dan perhatian pemerintah.

Dengan terbentuknya dua distrik baru ini, Pemkab Mimika meneguhkan langkah menuju pemerataan pembangunan yang sejati—dari lembah, pesisir, hingga puncak gunung—tempat di mana warga Mimika menatap masa depan dengan harapan baru.


Tagline:
LINTASTIMOR.ID  –Suara Dari Perbatasan  Ungkap Fakta Hukum dan Kriminal demi Keadilan.


 

Example 300250