Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
InternasionalNasionalPeristiwaPolkamTeknologi

Dunia ke Kuala Lumpur, ASEAN Menyatukan Arah Baru

186
×

Dunia ke Kuala Lumpur, ASEAN Menyatukan Arah Baru

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KUALA LUMPUR, |LINTASTIMOR.ID| — Dari jantung Asia Tenggara, Malaysia bersiap menjadi poros diplomasi dunia. Para pemimpin dari berbagai benua—dari Washington hingga Wellington, dari Tokyo hingga Timor-Leste—akan bersua dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47, yang digelar pada 26–29 Oktober 2025. Di forum bergengsi ini, masa depan kawasan kembali dirajut dalam harmoni dan strategi global.

Langit Kuala Lumpur bersiap menyambut langkah-langkah besar para pemimpin dunia. Di tengah sorotan global dan tatanan geopolitik yang terus bergeser, KTT ASEAN ke-47 menjadi panggung bagi diplomasi, dialog, dan penegasan arah baru Asia Tenggara—sebuah kawasan yang tak hanya tumbuh, tapi juga ingin didengar.

Example 300x600

Barisan pemimpin yang hadir mencerminkan peta kekuatan Asia hari ini:
Datuk Seri Anwar Ibrahim dari Malaysia, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Hun Manet dari Kamboja, Prabowo Subianto dari Indonesia, Sonexay Siphandone dari Laos, Ferdinand Marcos Jr. dari Filipina, Lawrence Wong dari Singapura, Anutin Charnvirakul dari Thailand, dan Pham Minh Chinh dari Vietnam.

Kesembilan tokoh ini membawa harapan lebih dari 600 juta jiwa rakyat ASEAN, menuju masa depan yang inklusif, stabil, dan berdaya saing.

Namun, sorotan tak berhenti di kawasan ini. Dunia pun datang menyapa.
Presiden Donald Trump (Amerika Serikat), Li Qiang (China), Yoon Suk Yeol (Korea Selatan), Sanae Takaichi (Jepang), Luiz Inácio Lula da Silva (Brasil), Cyril Ramaphosa (Afrika Selatan), Narendra Modi (India), hingga Anthony Albanese (Australia) dan Christopher Luxon (Selandia Baru)—semuanya menjadi bagian dari percakapan besar tentang ekonomi, keamanan, dan masa depan dunia pasca-pandemi.

Kehadiran Antonio Guterres (Sekjen PBB), Kristalina Georgieva (IMF), Carlos Felipe Jaramillo (Bank Dunia), Antonio Costa (Presiden Dewan Eropa), dan bahkan Gianni Infantino (Presiden FIFA), menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar pertemuan politik, melainkan perayaan dialog global lintas kepentingan.

“Asia Tenggara hari ini bukan lagi pinggiran dunia, melainkan porosnya,” ujar seorang diplomat ASEAN di sela persiapan konferensi. “Di sinilah percakapan dunia mencari keseimbangan antara ekonomi, ekologi, dan kemanusiaan.”

Tema besar KTT kali ini, “ASEAN at the Heart of Global Resilience”, menjadi semacam cermin bagi kawasan yang terus berusaha berdiri tegak di tengah riuh dunia multipolar. Dalam pusaran krisis, perang dagang, dan ketegangan antarnegara besar, ASEAN berusaha meneguhkan diri sebagai jangkar stabilitas—dengan diplomasi yang lembut namun berprinsip.

Di sela-sela pertemuan formal dan bilateral, KTT ke-47 juga diharapkan membuka babak baru kolaborasi ekonomi hijau, transformasi digital, dan pertukaran budaya lintas bangsa. Sebuah visi yang menghidupkan kembali semangat “One Vision, One Identity, One Community” dalam konteks global yang kian terfragmentasi.

“Dunia sedang mencari suara yang menenangkan,” kata seorang pengamat politik Malaysia. “Dan mungkin, suara itu datang dari ASEAN—dari para pemimpin yang lahir di tanah yang mengerti arti keseimbangan antara timur dan barat.”

Ketika bendera-bendera negara mulai berkibar di Kuala Lumpur, dunia kembali menatap Asia Tenggara—bukan sekadar sebagai pasar, tetapi sebagai rumah nilai, kebijaksanaan, dan masa depan.

Tagline:
LINTASTIMOR.ID — Suara dari Perbatasan untuk Dunia


 

Example 300250