ATAMBUA | LINTASTIMOR.ID – Suasana haru bercampur bangga memenuhi Gedung Wanita Betelalenok Atambua, Selasa (14/10/2025), ketika 148 mahasiswa asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur resmi dilepas menuju Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.
Mereka akan menapaki lembar baru kehidupan, menjemput masa depan lewat Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Tahun 2025.
Dari 219 pendaftar, hanya 148 yang berhasil lolos seleksi. Mereka datang dari 12 kecamatan, dengan cita-cita dan keyakinan yang sama: membuktikan bahwa anak-anak perbatasan pun mampu bersaing di dunia pendidikan tinggi.
Dalam suasana penuh syukur, Bupati Belu Willybrodus Lay, SH tampak menatap satu per satu wajah generasi penerus daerahnya itu. Dengan suara bergetar namun tegas, ia mengucapkan pesan yang sederhana namun sarat makna.
“Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena atas anugerah-Nya saya masih diberi kesempatan berbuat baik untuk kalian semua. Saya yakin, 148 orang yang berangkat hari ini akan berhasil. Dan jika sudah berhasil, jangan lupa berbuat baik untuk orang lain,” ucapnya lembut disambut tepuk tangan hangat.
Bupati Willy Lay mengingatkan agar kesempatan emas ini tidak disia-siakan. Ia menekankan pentingnya disiplin dan semangat belajar yang tinggi di tengah godaan kehidupan kampus.
“Sisihkan waktu minimal tiga jam setiap hari untuk belajar. Jangan sampai jadi ‘mahasiswa abadi’. Kalau bisa, tiga sampai tiga setengah tahun sudah selesai, dan IP di atas tiga,” tegasnya memberi motivasi.
Dalam sambutannya, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Fraksi Partai Demokrat DPRD Belu, khususnya Anita Gah, yang turut memperjuangkan program KIP-K di tingkat kementerian. Program ini menjadi jembatan bagi banyak anak Belu untuk menembus dunia akademik tanpa terbebani biaya.
Lebih jauh, Bupati mengajak para mahasiswa menyiapkan diri menghadapi dunia kerja. Ia mengingatkan, jalan kesuksesan tidak hanya terbuka lewat profesi pegawai negeri, tetapi juga lewat keahlian dan kemampuan adaptasi.
“Tidak semua bisa jadi PNS, karena formasi terbatas. Belajar bahasa asing sejak sekarang—Jepang, Inggris, Jerman, atau Korea—agar peluang kerja terbuka lebar, baik di dalam maupun luar negeri,” pesannya penuh visi.
Sebelum mengakhiri sambutan, suara Bupati Willy Lay terdengar lebih lembut. Ia menatap para orang tua yang hadir dengan mata yang menyimpan doa.
“Biarlah anak-anak berjuang menuntut ilmu di rantau, dan orang tua terus mendoakan dari sini. Kalau rindu, video call saja. Yang penting nanti mereka pulang membawa gelar sarjana,” katanya, menutup dengan senyum yang hangat.
Acara pelepasan ditutup dengan doa bersama, lalu sesi foto yang merekam momen bersejarah itu: 148 wajah muda yang akan membawa nama Belu melangkah jauh ke Surabaya—dengan tekad, doa, dan cinta yang mereka bawa dari tanah perbatasan.
(Prokopimbelu / LintasTimor.id)