Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Gaya HidupHiburanPeristiwa

Air Mata Kasih di Ende: Dominggus, Difabel yang Rela Antre Tiket, Membuat Piche Kota Menangis Haru

492
×

Air Mata Kasih di Ende: Dominggus, Difabel yang Rela Antre Tiket, Membuat Piche Kota Menangis Haru

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ENDE |LINTASTIMOR.ID| – Suara dari Perbatasan untuk Perdamaian Dunia

—Di balik gemerlap panggung konser dan riuh sorak penggemar, ada sebuah kisah sederhana namun begitu dalam. Namanya Dominggus, seorang warga difabel yang dengan penuh ketulusan rela mengantre demi membeli tiket konser sang idola, Piche Kota. Kisahnya viral di jagat maya, menggetarkan hati banyak orang, hingga membawa air mata bukan hanya pada warganet, tetapi juga pada sang bintang itu sendiri.

Example 300x600

Momen paling indah lahir ketika Piche Kota akhirnya bertemu langsung dengan Dominggus. Tanpa ragu, ia mendekap, mencium kening lelaki itu, dan meneteskan air mata haru.

“Saya sangat terpukul hati ini, melihat bapak Dominggus. Meski dengan keterbatasan fisik, beliau rela antre demi bertemu saya. Terima kasih ya, bapak… semoga selalu sehat, panjang umur, dan terus mendukung saya seperti sejak Indonesia Idol hingga detik ini,” tutur Piche Kota, dengan suara yang nyaris pecah menahan tangis.

Bagi Dominggus, malam itu bukan sekadar malam konser. Ia menuturkan, sejak audisi pertama Indonesia Idol, hatinya telah memilih Piche sebagai idola.

“Saya selalu berdoa, suatu hari bisa bertemu langsung dengan anak Piche ini. Malam ini doa saya terkabul. Selama ini hanya bisa menonton lewat TV dan handphone. Tapi sekarang, hati ini bahagia sekali, karena saya bisa duduk bersama anak Piche dan menonton langsung saat dia naik panggung,” ungkapnya penuh syukur.

Kisah Dominggus menyulut api haru di hati publik. Komentar demi komentar membanjiri media sosial, membandingkan ketulusan itu dengan kisah iman yang abadi.

“Melihat bapak Dominggus, kami teringat orang lumpuh mencari Yesus, orang buta menanti Yesus. Piche, tetaplah baik. Walau bintangmu bersinar terang, jangan biarkan awan gelap menutupinya. Teruslah menjadi terang yang menerangi kegelapan, menjadi berkat bagi semua orang,” tulis seorang warganet.

Ucapan lain menegaskan bahwa kasih yang sederhana mampu melampaui batas panggung dan popularitas.

“Luar biasa adik Piche, tergerak oleh kekuatan mata rantai kasih. Dengan tulus engkau memberi perhatian kepada yang lemah dan difabel. Tuhan senantiasa menyertaimu, ade.”

Malam itu, di Kota Ende yang dikenal sebagai Kota Pancasila, sejarah kecil terukir. Sejarah tentang kasih, doa, dan perjumpaan yang mengajarkan: musik bukan hanya tentang suara, melainkan tentang hati yang bersatu. Dari Dominggus yang setia mendukung, hingga Piche Kota yang menangis dalam pelukan—semua berpadu dalam puisi kehidupan yang akan selalu dikenang.

Dan di sanalah pesan terdalam itu bersemayam: bahwa seorang bintang sejati tidak hanya bersinar di atas panggung, melainkan juga di hati mereka yang lemah, sederhana, dan tulus mencintai.


 

Example 300250