MAKASSAR, |LINTASTIMOR.ID| – Sorak sorai penonton, dentuman musik, dan gemerlap lampu panggung akan menjadi saksi saat artis muda asal perbatasan, Piche Kota, menggebrak Festival Delapan Makassar pada Kamis 25 September 2025 besok.
Acara ini digelar di area Parking Lot Trans Studio Makassar, dan tiket yang dibanderol hanya Rp40 ribu sudah membuka jalan bagi ribuan orang untuk merasakan energi musik dari bintang yang sedang naik daun ini.
Langkah Panjang dari NTT
Piche Kota bukan sekadar penyanyi biasa. Lahir dan besar di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, ia menapaki perjalanan panjang dari panggung kecil di kafe-kafe hingga kini bisa tampil di festival besar bertaraf nasional. Julukan “Penglaris Cafe” yang dulu melekat padanya justru menjadi pintu masuk menuju dunia musik profesional. Lagu “Doben” yang ia bawakan dengan penuh penghayatan menjadikannya dikenal luas dan disukai banyak orang.
“Saya selalu percaya, musik bisa membawa kita ke tempat yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dari Belu sampai Makassar, ini semua karena dukungan orang-orang yang terus percaya pada karya saya,” kata Piche dalam wawancara singkat menjelang keberangkatannya.
Misi Membawa Suara Perbatasan
Bagi Piche, setiap penampilannya bukan sekadar hiburan. Ia membawa misi besar: menyuarakan semangat dan suara dari daerah perbatasan ke panggung nasional. Dengan band-nya, Hananu Hamutuk, ia membuktikan bahwa anak-anak muda perbatasan punya potensi besar dan mampu bersaing di industri musik Indonesia.
“Makassar adalah kota dengan energi luar biasa. Saya ingin membawa nuansa musik dari perbatasan, agar penonton bisa merasakan bahwa musik itu bisa lahir dari mana saja,” ujarnya penuh antusias.
Festival Delapan Makassar: Ajang Pembuktian
Festival Delapan Makassar tahun ini menjadi momentum penting bagi Piche Kota. Ribuan mata akan menyaksikan penampilannya, sekaligus menguji daya tariknya di panggung besar. Kehadirannya semakin menegaskan bahwa langkahnya di industri musik nasional kian kokoh.
Dengan tiket yang terjangkau, festival ini diprediksi akan dipadati penonton. Bagi Piche, ini bukan sekadar konser, melainkan pesta musik yang menyatukan energi penonton dengan semangat musisi.
“Kalau kalian datang, jangan hanya menonton. Mari kita bernyanyi bersama, karena musik paling indah kalau dinikmati ramai-ramai,” tambahnya sambil tersenyum.
Dari Belu ke Panggung Nasional
Kehadiran Piche Kota di Makassar menandai babak baru dalam perjalanan kariernya. Dari seorang anak muda yang dulu hanya memimpikan panggung besar, kini ia benar-benar berada di sana. Dengan talenta dan kerja keras, Piche membuktikan bahwa mimpi bisa diwujudkan jika terus digenggam.
Dan pada malam 25 September nanti, suara khasnya akan menggema di udara Makassar, membawa pesan sederhana tapi kuat: musik adalah bahasa universal yang menyatukan kita semua.
Redaksi Lintastimor.id
Suara dari Perbatasan Untuk Dunia