Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
NasionalPolkam

Ret-ret Kepemimpinan: 677 Pejabat NTT Dilatih di Perbatasan Belu

82
×

Ret-ret Kepemimpinan: 677 Pejabat NTT Dilatih di Perbatasan Belu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

ATAMBUA |LINTADTIMOR.ID) ĺ – Dari halaman Kampus Politeknik Universitas Pertahanan RI (UNHAN) Ben Mboi di Atambua, Kabupaten Belu, Selasa 23 September 2025  pagi itu udara terasa berbeda. Sebuah arak-arakan birokrasi dilepas menuju sebuah perjalanan batin dan strategi—ret-ret kepemimpinan.

Example 300x600

Sebanyak 677 pejabat struktural Eselon II, III, dan IV Pemprov NTT bersiap meninggalkan rutinitas kantor untuk memasuki ruang kontemplasi sekaligus penguatan diri.

Kegiatan ini dibagi dalam dua gelombang: 330 peserta pada 23–27 September dan 347 peserta pada 1–5 Oktober 2025. Tujuannya sederhana tapi mulia: menyatukan langkah, memperkuat kapasitas, dan menajamkan komitmen birokrasi agar semakin solid menuntaskan janji pembangunan.

“Kami ingin melahirkan aparatur yang tangguh, rendah hati, dan siap melayani rakyat. Bukan sekadar memperbaiki sistem kerja, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dalam membangun NTT,”
Gubernur NTT Melki Laka Lena

Perbatasan Jadi Ruang Belajar

Pemilihan Kabupaten Belu sebagai lokasi ret-ret bukanlah kebetulan. Selain karena berdirinya Kampus UNHAN Ben Mboi, kehadiran ratusan pejabat provinsi di kawasan perbatasan ini diharapkan memberi denyut baru bagi ekonomi lokal.

Kebutuhan konsumsi ribuan peserta akan dipasok dari tiga kabupaten: Belu, TTU, dan Malaka. Dengan begitu, kegiatan birokrasi tidak berhenti pada pelatihan internal semata, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi warga setempat—dari pedagang kecil, penyedia jasa, hingga petani lokal.

Menyatukan Visi, Menggerakkan Ekonomi

Ret-ret kepemimpinan ini dipandang sebagai titik balik untuk mengharmoniskan birokrasi NTT. Di tengah tuntutan pembangunan nasional dan janji kerja Melki–Johni, aparatur dituntut bukan hanya cekatan secara teknis, tetapi juga matang secara karakter.

“Birokrasi NTT harus menjadi motor penggerak pembangunan. Dari kota hingga desa, dari pesisir hingga perbatasan, semua harus merasakan manfaat nyata,”
Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma

Dengan semangat itu, ret-ret ini tak sekadar latihan disiplin, melainkan juga ruang untuk menyalakan kembali kesadaran: bahwa birokrasi sejatinya hadir untuk rakyat.

Menuju NTT yang Lebih Hebat

Dari perbatasan yang kerap dianggap jauh dari pusat, justru lahir energi baru. Para pejabat diharapkan pulang dengan wajah segar, pikiran jernih, dan hati yang semakin berpihak pada kepentingan masyarakat.

Ret-ret kepemimpinan ini menjadi penanda bahwa birokrasi NTT tidak hanya ingin berbenah ke dalam, tetapi juga ingin menularkan semangat perubahan ke luar. Sebuah perjalanan dari meja birokrasi menuju denyut kehidupan rakyat.


 

Example 300250
Penulis: Redaksi Lintastimor.idEditor: Agustinus Bobe