TIMIKA [LINTASTIMOR.ID] – Kesedihan menyelimuti tanah Mimika. Dari balik kabut gunung dan riuh mesin tambang, kabar duka datang: dua karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) ditemukan tak bernyawa usai longsor di area kerja tambang bawah tanah.
Dalam suasana pilu, Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK), Leonardus Tumuka, berdiri menyampaikan rasa belasungkawa. Suaranya tenang, namun sarat getar kehilangan.
“Setelah ditemukannya dua karyawan yang tertimbun longsor tanah, kami berterima kasih atas upaya PTFI dalam mengupayakan penyelamatan tujuh orang karyawan.
Meskipun Tuhan punya kehendak lain, atas nama YPMAK kami mengucapkan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan.”
Bagi Leonardus, musibah ini adalah takdir alam yang tak seorang pun bisa menduga. Namun, di balik duka, ia tetap menyalakan pengharapan.
“Mudah-mudahan lima orang yang belum ditemukan masih dalam lindungan Tuhan. Semoga mereka bisa selamat dan kembali berkumpul dengan keluarga masing-masing.”
YPMAK juga mengapresiasi kesungguhan PTFI yang terus berjuang dalam proses evakuasi. Leonardus menekankan pentingnya doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Mimika dan Indonesia agar langkah penyelamatan tak terhenti di tengah jalan.
“Kami mendukung dan berharap proses evakuasi berjalan lancar tanpa kendala. Semoga setiap karyawan yang sedang berusaha menolong rekan-rekannya juga selalu diberi keselamatan.”
Dalam gulita tambang, ada doa yang terus dinyalakan. Doa untuk jiwa yang telah berpulang, doa untuk mereka yang masih hilang, doa pula bagi keluarga yang menanti dengan mata basah. Mimika hari ini berkabung, tetapi juga berpegang pada harapan.