KUPANG |LINTASTIMOR.ID]-Mata Air Tarus hari ini berwajah cerah. Hamparan sawah seluas 25 hektar berkilau di bawah cahaya matahari, ketika Bupati Kupang Yosef Lede turun ke pematang, menyapa petani, lalu memotong tangkai padi pertama.
Panen perdana Kelompok Tani Sehati bukan hanya sebuah peristiwa panen biasa, melainkan sebuah perayaan atas kerja keras, niat, dan doa yang menyatu di tanah subur Kupang Tengah.
“Sejatinya hasil itu datang dari niat. Kalau ada lahan tapi tidak ada niat, maka sia-sia,”
— Yosef Lede, Bupati Kupang
Dengan suara teduh, Bupati menegaskan bahwa keberhasilan petani adalah kunci swasembada pangan. Kupang, katanya, tak sekadar penyangga bagi Kota Kupang, melainkan juga penjaga denyut ekonomi NTT.
Kehadiran para penyuluh pertanian, Dinas Pertanian Provinsi NTT, hingga perwakilan Bank Indonesia mempertegas satu hal: pertanian bukan sekadar urusan cangkul dan benih, melainkan gerakan bersama yang memadukan tradisi dan teknologi, kerja keras dan inovasi.
“80 persen masyarakat Kupang adalah petani. Kalau petani mati tidak bergerak, ekonomi akan sulit. Mari kita berkolaborasi,”
— Yosef Lede
Suasana panen sore itu menjelma jadi pesta syukur. Helaian padi yang digenggam Bupati bukan sekadar hasil bumi, melainkan simbol harapan: menuju swasembada beras, menuju kemandirian pangan, menuju kesejahteraan.
English
Kupang Regent Harvests Rice in Mata Air Tarus
lintastimor.id – Voicing the Truth
It was a radiant afternoon in Mata Air Tarus. Across the shimmering 25-hectare field, Regent of Kupang, Yosef Lede, stepped into the rice paddies and symbolically cut the first golden stalk. This harvest of the Sehati Farmers’ Group was more than just agriculture—it was a celebration of resilience, intention, and the unity of farmers’ dreams with their land.
“The true harvest comes from intention. Land without intention is nothing,”
— Yosef Lede, Regent of Kupang
He reminded farmers that their perseverance is the backbone of food security. Agriculture here is not only about crops but also about economic survival, cultural pride, and collaboration between tradition and innovation.
Bahasa Kupang – Uab Meto
Bupati Kupang Nae Panen Padi Iha Mata Air Tarus
lintastimor.id – Naus Kebenaran
Mata Air Tarus nai-naik feto. 25 hektar nai uma nafu knafi, Bupati Kupang Yosef Lede tesi noe pantan, sae ne’e halin padi uluk. Panen uluk Poktan Sehati nee bukang panen biasa, maibee pesta, haukaf, no banain nafu ta’bese.
“Hasil nee ha’u ne’e niat. Feto nai uma, maibee la niat, nee sia-sia,”
— Yosef Lede, Bupati Kupang
Na’u Bupati, petani Kupang es 80% mesak haup neno ekonomi. Sef petani neno ta’be, ekonomi ha’u neno. Panen nee bei simboli swasembada, bei simboli kesejahteraan.
Tetun – Timor Leste
Administrador Kupang Halo Panen Uluk iha Mata Air Tarus
lintastimor.id – Hato’o Duni
Loron ne’e, rai Mata Air Tarus moris foun. Iha rai 25 hektar, Administrador Kupang, Yosef Lede, halimar ho toos nian, hakotu ai-hare uluk. Panen ida ne’e la’o deit hanesan kostume, maibee festa rezisténsia no esperansa.
“Fini ne’e mosu husi nia intençao. Rai ho la intençao, la presiza,”
— Yosef Lede, Administrador Kupang
Agrikultura iha Kupang sei buat ida ne’e labele halakon, tanba agrikultura mak base susténsia, ekonomia no kultura. Panen uluk ne’e hatudu dalan ba swasembada no moris diak ba povu.