Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
NasionalPeristiwaPromosi Iklan

Hidupkan UMKM, Mendagri Tito: “PAD Sultra Takkan Melompat Jika Swasta Tak Digerakkan”

121
×

Hidupkan UMKM, Mendagri Tito: “PAD Sultra Takkan Melompat Jika Swasta Tak Digerakkan”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KENDARI |LINTASTIMOR.ID) – Dari podium Rapimprov Kadin Sulawesi Tenggara 2025, suara Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian terdengar seperti sebuah pesan peringatan sekaligus ajakan penuh harapan.

Ia menatap wajah para pengusaha, pejabat daerah, dan hadirin dengan satu penekanan: Sulawesi Tenggara tidak akan pernah berlari jauh jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih terikat pada transfer dari pusat.

Example 300x600

“Nah, Sulawesi Tenggara itu semuanya didominasi oleh transfer pusat. PAD hanya tingkat provinsi dan Kota Kendari yang agak lumayan. Saya berani jamin, Sultra tidak akan pernah bisa melompat kalau PAD-nya tidak melewati transfer pusat,” ujar Tito dengan nada tegas namun penuh keakraban, Rabu (27/8/2025), di Hotel Claro Kendari.

Bagi Tito, angka PAD bukan sekadar baris statistik dalam laporan keuangan daerah. Ia adalah cermin kehidupan swasta yang hidup atau mati, UMKM yang berdenyut atau lesu, serta keberanian pemerintah daerah membuka ruang bagi investasi.

“Kuncinya adalah menghidupkan swasta. UMKM mikro, kecil, menengah, termasuk investor besar harus diberi kemudahan. Kalau tidak, PAD akan tetap kerdil,” tuturnya.

Pesan itu disampaikannya bukan tanpa alasan. Sebagian besar dana transfer pusat di Sultra habis untuk belanja pegawai dan operasional, sementara ruang fiskal untuk menggerakkan pembangunan ekonomi kerap terbatas. Karena itu, Tito meminta kepala daerah membuka telinga lebih lebar pada suara para pelaku usaha.

“Para pengusaha punya insting bisnis. Mereka punya saluran, organisasinya, yaitu Kadin. Manfaatkan Kadin semaksimal mungkin. Berikan mereka ruang dialog, dengarkan apa yang mereka butuhkan,” imbuhnya.

Sultra, kata Tito, memiliki potensi luar biasa di sektor pertanian, perkebunan, hingga jasa. Namun semua itu takkan berbicara jika tak ada keberanian Pemda menghadirkan kebijakan yang ramah usaha.

“Entah insentif, entah kemudahan izin, sepanjang sesuai aturan, cepat berikan. Jangan biarkan ide-ide itu mandek hanya karena birokrasi. Kuncinya di situ: swastanya hidup, maka daerah pun akan maju,” tandasnya.

Pesan Mendagri itu mengalir seperti sebuah mantra pembangunan: agar pemerintah daerah tak lagi nyaman bergantung pada transfer pusat, tetapi berani menumbuhkan sumber kekuatan dari dalam — dari denyut ekonomi rakyatnya sendiri.


 

Example 300250