Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Hukum & KriminalInternasionalNasionalPeristiwaPolkam

Bentrok Warga di Perbatasan Inbate–Oecusse: Bayang Perselisihan, Harapan Penyelesaian Damai

8
×

Bentrok Warga di Perbatasan Inbate–Oecusse: Bayang Perselisihan, Harapan Penyelesaian Damai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JAKARTA [LINTASTIMOR.ID] –
Suasana perbatasan Indonesia–Timor Leste kembali memanas. Senin pagi, 25 Agustus 2025, bentrokan terjadi antara warga Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten TTU, Nusa Tenggara Timur, dengan warga dari Distrik Oecusse, Timor Leste.

Peristiwa ini menyisakan luka sosial di wilayah yang seharusnya menjadi jembatan persaudaraan antarbangsa.

Example 300x600

Hingga kini, aparat belum dapat memastikan penyebab pasti insiden.

Namun, informasi awal menyebutkan perselisihan dipicu oleh sengketa titik batas negara. Saling serang dengan batu hingga benda tajam sempat mewarnai insiden tersebut, menandakan rapuhnya kontrol emosional di garis perbatasan.

“Perbatasan adalah garis hukum yang harus dihormati, bukan alasan untuk menumpahkan darah.

Aparat kedua negara perlu bergerak cepat, bukan sekadar memadamkan konflik, tetapi juga membangun mekanisme pencegahan yang permanen,” ujar seorang sumber penegak hukum di perbatasan yang enggan disebut namanya.

Aparat keamanan dari TNI–Polri di pihak Indonesia dan Unidade da Polícia Fronteira (UPF) di pihak Timor Leste telah diterjunkan untuk meredam situasi dan mencegah bentrokan meluas.

Dialog lintas batas juga didorong agar menjadi solusi jangka panjang, bukan hanya respons sesaat.

Para pakar hukum internasional menilai, insiden seperti ini menegaskan pentingnya penegakan aturan bilateral yang konsisten, mulai dari patroli bersama, mekanisme mediasi, hingga penguatan peran tokoh adat kedua belah pihak.

“Warga perbatasan seharusnya menjadi duta persaudaraan, bukan korban dari garis imajiner. Negara hadir bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk melindungi,” imbuh seorang pengamat hubungan internasional dari Jakarta, Prof.Sutan.

Bentrok di Inbate–Oecusse kali ini menjadi peringatan bahwa perdamaian di perbatasan tidak boleh hanya dibangun di atas peta dan dokumen perjanjian, tetapi harus dihidupkan dalam keseharian masyarakat yang berbagi tanah, budaya, dan sejarah yang sama.


 

Example 300250