Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Hukum & KriminalNasionalPeristiwa

Dua Anggota OPM Tewas, 2 Terluka, dan SD Inpres Eknemba Dibakar: Api dan Peluru di Tanah Intan Jaya

26
×

Dua Anggota OPM Tewas, 2 Terluka, dan SD Inpres Eknemba Dibakar: Api dan Peluru di Tanah Intan Jaya

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

INTAN JAYA, [LINTASTIMOR.ID] – Di lembah sunyi yang sering diselimuti kabut pegunungan Papua, denting senjata kembali memecah hening. Operasi penegakan hukum yang dilakukan Satgas 500/Sikatan dan Satgas Rajawali Habema pada 11–12 Agustus 2025 di Kampung Mamba dan Eknemba, Kabupaten Intan Jaya, berujung pada tewasnya dua anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan luka berat pada dua lainnya.

Dua korban tewas itu diidentifikasi sebagai Dese Mujijau dan Serpianus Maiseni. Sementara korban luka adalah Daume Duwitau, anggota kelompok Aibon Kogoya, dan Aguni Hagisimijau. Di tengah panasnya kontak tembak, sebuah peristiwa lain mengiris hati: SD Inpres Eknemba dibakar hingga rata dengan tanah.

Example 300x600

Menurut hasil penelusuran Tim Penanganan Konflik Intan Jaya yang dipimpin Yoyakim Mujizau, kebakaran itu bukan ulah aparat, melainkan dilakukan oleh kelompok OPM Batalion Duabu pimpinan Yosua Maiseni alias Waker, yang juga memimpin operasi TPN/OPM Kodap VIII Intan Jaya.

“Iya, benar terjadi kontak tembak di Kampung Mamba. Dua anggota OPM meninggal, dua lainnya terluka. Selain itu, TPNPB OPM Kodap VIII membakar SD Inpres Eknemba,” ungkap Yoyakim dengan nada berat.

Isu liar sempat beredar di media sosial, menyebut bahwa sekolah dibakar oleh TNI. Yoyakim menegaskan informasi itu tidak benar. Ia menyebutnya sebagai kabar menyesatkan yang memperkeruh suasana di tengah masyarakat yang sudah diliputi rasa cemas.

Proses evakuasi korban dilakukan secara terpisah. Salah satu jenazah, menurut Yoyakim, dievakuasi oleh timnya dan dimakamkan secara manusiawi. Sedangkan jenazah Serpianus Maiseni diurus masyarakat Eknemba sesuai tradisi “pembakaran” yang berlaku bagi korban perang atau konflik. Sementara para korban luka kini dirawat di pos-pos kelompok masing-masing.

“Kami berharap tidak ada pihak yang menambah atau mengurangi informasi, apalagi menyebarkan berita menyesatkan. Kebenaran harus dijaga, sebab di tanah yang penuh luka ini, kata-kata bisa lebih tajam dari peluru,” pesan Yoyakim.

Di Intan Jaya, peluru dan api kembali meninggalkan jejak. Di antara sisa abu sekolah yang terbakar, anak-anak kehilangan ruang belajar; di tanah berlumpur bekas kontak tembak, keluarga kehilangan anggota tercinta. Konflik ini belum selesai—dan di antara kabut pegunungan, masa depan masih menunggu untuk dipulihkan.


 

Example 300250