Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Gaya HidupPeristiwa

Senandung Kasih di Panti Asuhan St. Lucy: Ketika Piche dan Vanessa Membawa Cahaya ke Hati Kecil yang Tegar

294
×

Senandung Kasih di Panti Asuhan St. Lucy: Ketika Piche dan Vanessa Membawa Cahaya ke Hati Kecil yang Tegar

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

MEDAN |LINTASTIMOR.Id) Di sebuah sore yang bersahaja di Jalan Klambir V, Tanjung Selamat, Medan, suasana Panti Asuhan St. Lucy Filippini berubah menjadi taman kecil penuh tawa dan pelukan hangat. Bukan karena pesta mewah atau panggung hiburan yang megah, melainkan karena dua sosok muda yang datang membawa satu hal paling tulus: kasih.

Example 300x600

Mereka adalah Piche Kota dan Vanessa Simorangkir—dua seniman muda yang memilih membagikan kebahagiaan bukan lewat panggung besar, tapi lewat sentuhan tangan dan hati, bersama anak-anak yang tumbuh dalam pelukan Gereja dan pengasuhan kasih tanpa pamrih.

Sebuah spanduk sederhana tergantung di belakang mereka: “Berbagi Kasih, Menebar Bahagia Bersama Piche & Vanessa. Untuk adik-adik hebat, dengan cinta dari SAPI and the geng.”

Tak ada sorotan kamera mewah. Yang ada hanyalah momen-momen kecil yang membentuk kenangan besar—tawa anak-anak yang seolah lupa akan sunyi, lagu-lagu kecil yang dinyanyikan bersama, pelukan tanpa banyak kata, dan sorot mata yang berkata, “Terima kasih, karena hari ini kami merasa dicintai.”

Seni yang Menggembala

Piche dan Vanessa datang bukan sekadar sebagai penyanyi, tetapi sebagai sahabat. Di balik nama besar yang mulai dikenal di dunia musik nasional, keduanya tetap menyimpan akar yang kuat pada nilai kemanusiaan dan kepedulian. Mereka tak ingin hanya jadi sorak-sorai di layar, tapi juga gema lembut di hati mereka yang tak bersuara.

“Kami percaya, panggung terbaik adalah hati orang lain,” ujar Vanessa lirih, sambil memeluk seorang anak kecil yang berlari menyambutnya. “Hari ini bukan tentang kami, tapi tentang mereka—adik-adik hebat yang mengajarkan kita arti kekuatan tanpa pamrih.”

Piche, yang selama ini dikenal sebagai musisi dari Timur dengan suara hangat dan jiwa bebas, hanya tersenyum. “Kami datang bukan membawa banyak, tapi semoga cukup untuk membuat mereka tahu: mereka tidak sendirian.”

Cinta yang Tak Butuh Sorotan

Para suster dan pengasuh panti menyambut kedatangan mereka dengan doa dan haru. Bagi mereka, kunjungan ini lebih dari sekadar aksi sosial. Ini adalah pesan cinta yang datang tanpa batas—sebuah bentuk solidaritas dari generasi muda yang memilih memeluk, bukan menghakimi.

Suster Maria, kepala panti, menyeka air mata kecil saat menatap anak-anak bernyanyi dan menari bersama Piche dan Vanessa. “Kadang anak-anak ini hanya butuh satu hal: diyakini bahwa mereka berharga. Hari ini, mereka merasa itu.”

Salam dari Picheverse

Di balik layar, komunitas penggemar Piche dan Vanessa—yang menyebut diri mereka “Picheverse”—juga turut merayakan momen ini. Sebuah pesan sederhana muncul di media sosial: “Pichessa keren banget, terima kasih sudah jadi berkat bagi orang lain. Salam dari Picheverse ”

Sebuah salam yang tak berbunyi keras, namun bergaung dalam keheningan. Menegaskan bahwa kasih itu bukan sekadar perasaan, tapi tindakan nyata yang menyentuh dan menyembuhkan.

Melodi yang Tak Pernah Usai

Saat hari mulai senja, dan lampu-lampu mulai dinyalakan, anak-anak perlahan kembali ke kamar. Tapi mereka pulang bukan dengan tangan kosong. Mereka membawa pulang pelukan, lagu, tawa, dan kenangan tentang dua orang asing yang datang sebagai tamu dan pulang sebagai keluarga.

Piche dan Vanessa pun melangkah pergi, dengan senyum dan harapan yang diam-diam mereka doakan dalam hati: Semoga adik-adik ini tumbuh menjadi cahaya bagi dunia, seperti mereka telah menjadi cahaya bagi kami hari ini.


 

Example 300250