Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BeritaNasionalPeristiwa

Red Wolf Terakhir di Langit Ciampea: Gugurnya Marsma TNI Fajar Adriyanto dalam Pelukan Angin

83
×

Red Wolf Terakhir di Langit Ciampea: Gugurnya Marsma TNI Fajar Adriyanto dalam Pelukan Angin

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BOGOR |LINTASTIMOR.ID)
Langit tak selalu biru bagi mereka yang menari di atasnya. Hari Minggu, 3 Agustus 2025, menjadi senyap ketika sebidang sayap kecil runtuh di langit Ciampea. Seorang putra terbaik angkatan udara, Marsma TNI Fajar Adriyanto, terbang untuk terakhir kalinya. Ia gugur dalam kecelakaan pesawat latih milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jenis Capung, yang jatuh saat latihan sekitar pukul 10.00 WIB dari arah Lanud Atang Sendjaja.

Dalam sunyi pohon dan riuh burung yang terkejut, pesawat itu menyentuh bumi — dan bersama denting logam yang patah, jatuh pula sebuah nama besar yang telah lama mengabdi pada langit.

Example 300x600

Fajar bukan sekadar perwira. Ia adalah seorang legenda bagi dunia penerbangan militer Indonesia. Penerbang F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Red Wolf” ini, adalah potret dari keberanian dan kejernihan berpikir dalam momen-momen genting. Namanya harum bukan hanya karena seragam, tetapi karena kepiawaiannya menaklukkan awan dengan keteduhan seorang guru dan ketegasan seorang ksatria.

Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 itu memulai kariernya di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, rumah para penjaga langit. Jejaknya terukir pula sebagai Pabandya Operasi di Sops Kohanudnas, hingga menjadi Komandan Lanud Manuhua pada tahun 2017. Namun banyak yang mengenalnya lewat tugasnya sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) pada 2019 hingga 2020 — suara lembut yang membawa pesan langit kepada bumi.

Namun bukan hanya pangkat dan jabatan yang menyelimuti kisah hidupnya. Ia pernah berada di tengah pusaran sejarah — saat F-16 yang dikemudikannya berhadapan dengan jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003. Bukan sebuah duel, melainkan sebuah diplomasi udara yang menegaskan kedaulatan. Saat itu, ia memilih sikap bijak: menjaga batas tanpa melanggar.

Puncak kecerdasannya pun tercatat di daratan. Di Universitas Pertahanan, tesisnya dinobatkan sebagai yang terbaik pada 2012 — membuktikan bahwa ia bukan hanya menguasai angin, tetapi juga ilmu dan pemikiran.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU saat ini, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, membenarkan kabar duka itu. Suaranya tertahan saat berkata, “Betul, mantan Kadispen. Beliau memang aktif terbang di FASI.” Terbang — sebuah kata yang begitu dekat dengan kehidupan dan kematian Fajar.

Dalam insiden itu, seorang korban lainnya bernama Roni mengalami luka berat dan tengah dirawat intensif. Sementara itu, penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih berlangsung.

Fajar Adriyanto — Red Wolf — kini tidak lagi menembus batas cakrawala dengan sayap mesin, melainkan dengan doa dan kenangan. Ia tidak jatuh, ia pulang. Pulang ke langit yang pernah menjadi rumahnya, ke pelukan angin yang pernah ia taklukkan, ke keabadian yang menanti dengan tenang.

Hari ini, langit Ciampea menangis dalam diam. Dan setiap insan yang pernah mendongak ke atas, akan mengenangnya sebagai sang penakluk langit yang jatuh bukan karena kalah, melainkan karena tugasnya di bumi telah selesai.

Example 300250