Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Gaya HidupNasionalOtomotifPeristiwaTeknologi

Lidwina Lay Kunjungi Penenun Fatuketi: Lindungi Lidak, Rawat Warisan Leluhur

268
×

Lidwina Lay Kunjungi Penenun Fatuketi: Lindungi Lidak, Rawat Warisan Leluhur

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

ATAMBUA [LINTASTIMOR.ID] — Di tengah hembusan angin dan deru alat tenun bukan mesin yang bersahaja, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur,  Ny. Lidwina Viviawaty Lay, menyambangi para mama penenun di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Perbatasan RI – Timor Leste,Kamis (31/7/2025). Bukan sekadar kunjungan seremonial, pertemuan ini menjadi ruang hangat untuk mendengar suara hati para perempuan penjaga warisan budaya Lidak.

Example 300x600

Kehadiran Lidwina di tengah kelompok tenun disambut dengan senyum dan sorotan mata penuh harap. Ia mendengarkan langsung kendala yang mereka hadapi: mulai dari pemasaran, bahan baku, hingga regenerasi pengrajin muda yang kian langka.

“Motif Lidak bukan sekadar corak kain. Ia adalah bahasa jiwa, identitas budaya, dan cinta yang ditenun oleh leluhur kita. Kita harus rawat, bukan hanya dengan promosi, tapi juga dengan perlindungan hukum yang nyata,” tutur Lidwina dalam percakapannya bersama para penenun.

Ia menekankan bahwa saat ini Dekranasda Belu tengah fokus mengurus perlindungan hukum terhadap motif Lidak agar tak diklaim pihak luar, serta mendorong peningkatan daya saing tenunan Fatuketi di pasar nasional hingga internasional.

“Jika motif ini kita lindungi, maka kita sedang menjaga nama baik Belu, melestarikan perempuan hebat di balik benang, dan menjahit masa depan ekonomi yang lebih kokoh,” ungkapnya.

Tak hanya berdialog, Lidwina juga menyemangati mama-mama agar tetap tekun menenun di tengah gempuran produk pabrik dan tantangan zaman. Ia menyampaikan bahwa tenun adalah karya yang lahir dari cinta dan ketekunan—dan itu tak tergantikan oleh mesin.

“Kalian bukan hanya menenun kain, tapi menenun harapan. Di setiap helai benang, ada cerita tentang rumah, perjuangan, dan kasih yang tak pernah pudar. Jangan pernah anggap kecil apa yang kalian kerjakan, karena dari benang inilah kita berdiri sebagai bangsa yang punya akar,” kata Lidwina penuh kelembutan.

Kunjungan tersebut menjadi langkah nyata Dekranasda Belu untuk mendekatkan diri dengan pelaku UMKM secara langsung, sekaligus membangun kesadaran kolektif bahwa budaya lokal adalah harta tak ternilai.

Di akhir kunjungannya, Lidwina berjanji akan terus hadir dalam upaya pemberdayaan penenun, mulai dari pelatihan, promosi digital, hingga penyediaan pasar yang layak.

Sebab, dalam selembar tenun Lidak, ada wajah Belu yang penuh pesona dan kekuatan. Dan perempuan-perempuan Fatuketi adalah penjaga paling setia warisan itu.

 


 

Example 300250