Empat Nyawa Kecil Terbang di Tengah Kobaran Api
Oleh: Redaksi LintasTimor.ID
Jakarta Selatan — Sabtu pagi yang semestinya diisi oleh suara anak-anak yang bangun dengan tawa dan rengek manja, berubah menjadi lengkingan pilu dan kobaran api yang melahap rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet. Dalam waktu singkat, empat anak dilaporkan meninggal dunia, termasuk dua bersaudara yang tak sempat diselamatkan oleh ibunya.
Di antara korban, tercatat L (13), K (3), NA (7), dan A (4)—dua di antaranya merupakan kakak-beradik, buah hati dari Novi (28), seorang ibu muda yang kini hanya bisa memeluk harapan di tengah duka.
Detik-detik Kepanikan: “Aku Ajak Lompat, Mereka Malah Pergi”
Novi, yang tengah tertidur lelap bersama keempat anaknya di lantai dua, tak menyangka pagi itu akan menjadi mimpi buruk. Saat bangun, asap tebal menyelimuti ruangan. Suaminya sedang bekerja, dan ia hanya punya beberapa detik untuk memutuskan langkah penyelamatan.
“Tidurnya sama aku semua, kalau suami kerja,” ujarnya, terbata, saat ditemui di tenda pengungsian sementara.
Begitu menyadari api berasal dari lantai dasar, Novi panik. Ia menggandeng anak-anaknya dan mencoba turun, namun tangga telah dikuasai kobaran api. Pilihan satu-satunya hanyalah jendela. Ia menggendong bayi bungsunya, MR, dan bersiap melompat dari lantai dua.
Sebelum melompat, ia sempat mengajak tiga anak lainnya untuk ikut. Tapi anak-anak, dengan ketakutan yang luar biasa, berpencar—berusaha mencari jalan lain untuk keluar.
“Aku ajak lompat, mereka malah pergi. Saya panik dan memilih melompat dengan bayi,” kisah Novi dengan mata basah.
Ia mendarat dengan luka di kaki dan punggung, namun keajaiban kecil terjadi—bayinya selamat tanpa luka sedikit pun.
Tangis di Tengah Harapan
Sesaat setelah berhasil menjauh dari rumah yang terus dilalap api, Novi melihat anak sulungnya, R (9), muncul dalam keadaan selamat. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Dua anak lainnya, NA dan A, tak berhasil keluar. L (13) dan K (3), anak dari penghuni kontrakan lain, juga ditemukan tak bernyawa.
Jenazah keempat anak itu dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi. Proses berjalan cepat berkat properti pribadi dan pencocokan data gigi.
Api yang Menghanguskan, Duka yang Membekas
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menyebut kebakaran diduga akibat korsleting listrik. Api menjalar begitu cepat, melahap bangunan 200 meter persegi dalam waktu singkat.
Warga sekitar tak bisa menahan tangis saat mendengar jeritan anak-anak dari dalam rumah. Salah satu warga bahkan mengaku mendengar suara seorang anak berteriak dari lantai dua, “Om, Om, tolongin aku…”
Sayangnya, kobaran api terlalu ganas. Upaya penyelamatan tak sempat dilakukan.
“Aku merasakan hangat pelukan mereka terakhir kali saat kami tidur bersama. Mereka semua… anak-anakku,” bisik Novi, seakan mengajak kita semua merasakan duka yang merobek sunyi jiwanya.
Refleksi dan Doa
Peristiwa ini meninggalkan pesan kuat bagi kita semua—tentang betapa rapuhnya hidup, dan bagaimana dalam sekejap, tawa anak-anak bisa berubah menjadi kenangan yang abadi. Dari reruntuhan rumah kontrakan itu, seorang ibu berdiri dalam luka, tapi juga dalam kekuatan. Ia masih memeluk bayinya, menatap jauh dengan tatapan yang tak akan pernah sama.
Semoga nyawa-nyawa kecil itu beristirahat dalam damai. Doa dari seantero negeri menyertai mereka, dan untuk sang ibu, semoga Tuhan menguatkan hati yang kini merangkul kehampaan.
Jalan Kutilang No. 28, RW 02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Korban Jiwa:
- L (13)
- K (3)
- NA (7)
- A (4)
Fasilitas Penanganan:
Jenazah ditangani di RS Polri Kramat Jati.
Penyebab Sementara:
Korsleting listrik, menghanguskan total bangunan ± 200m².