Dalam semarak warnam-warni iman dan kreativitas, Keuskupan Atambua menggelar Pekan Pameran Ekonomi Kreatif pada 27 Juli hingga 2 Agustus 2025 di Kompleks Istana Keuskupan Atambua. Sebuah perayaan kasih yang tak hanya menampilkan hasil karya, tetapi juga menyatukan jiwa dalam irama budaya, seni, dan harapan.
ATAMBUA |LINTASTIMOR..id] — Angin sejuk pegunungan dan semangat umat menjadi latar yang sempurna bagi Keuskupan Atambua dalam menggelar Pekan Pameran Ekonomi Kreatif 2025. Acara ini berlangsung mulai 27 Juli hingga 2 Agustus 2025, bertempat di Kompleks Istana Keuskupan Atambua—sebuah pusat spiritual yang kini juga menjadi rumah ekspresi ekonomi dan seni umat.
Lebih dari sekadar pameran, kegiatan ini menjadi ruang berbagi cinta dalam bentuk karya: dari kerajinan tangan, kuliner lokal yang menggoda lidah, seni rupa, fotografi, aksesoris, hingga furniture yang bercita rasa lokal. Semua itu dipersembahkan oleh paroki-paroki, tarekat, kongregasi, dan UMKM Katolik se-Keuskupan Atambua.
“Kreativitas umat adalah pancaran cinta Tuhan yang menjelma dalam kerja dan karya,” tutur Uskup Atambua,Mgr. Dr.Dominikus Saku,Pr dalam sapaan hangatnya saat dihubungi media ini. “Kita hadir bukan sekadar memamerkan barang, tapi memperlihatkan cinta yang bekerja melalui tangan-tangan sederhana umat kita.”
Kegiatan Penuh Warna:
Tidak hanya pameran, acara ini juga diramaikan dengan lomba-lomba menarik seperti:
- Mewarnai gambar
- Yel-yel dan lagu SEKAMI
- Pidato dan paduan suara
- Presentasi motif tenun daerah
- Tarian budaya lokal
- Stand up comedy
- Penulisan esai
Kegiatan ini menyatukan anak-anak, remaja, orang muda Katolik hingga para pelaku UMKM dalam satu benang merah: cinta akan budaya, iman, dan kehidupan bermasyarakat.
“Di setiap ukiran tenun, dalam tiap rasa masakan, dan denting suara musik… di sanalah cinta umat dipersembahkan bagi Gereja dan bangsa.”
Pekan Ekonomi Kreatif Keuskupan Atambua bukan hanya menjadi ruang perjumpaan antara karya dan pasar, tapi juga antara hati dan harapan. Ketika seni dan iman berjalan beriringan, lahirlah kisah tentang cinta yang tak hanya dikisahkan dalam doa, tapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata.