MINAHASA |LINTASTIMOR.ID|-
Senja di pesisir Minahasa terasa lebih kelam dari biasanya. Laut yang biasanya tenang kini menyimpan rahasia duka. Sebuah kapal terbakar di tengah laut, meninggalkan kobaran api dan kepanikan. Dari insiden tragis tersebut, sebanyak 26 nama tercatat sebagai korban yang hingga kini belum ditemukan. Mereka adalah anak-anak, orang tua, pelajar, hingga bayi mungil yang seharusnya masih dalam pelukan ibunya.
Di antara mereka ada Januhardy R. Paland (52), seorang laki-laki yang dikenal sebagai ayah penyayang di kampungnya. Ada pula Beatrix Bimilang (60), seorang ibu yang sehari-hari dikenal menjajakan kue tradisional di pasar. Suca Awasa, balita satu tahun, menjadi simbol kepedihan mendalam. Dunia belum sempat ia kenal, tetapi laut telah memanggil lebih dulu.
Misel Labok (45), Jokobet Dego (38), dan Atni Tinting (48) adalah contoh dari korban dewasa lainnya yang diduga berada di dalam kapal saat musibah terjadi. Kamar dan nomor ranjang yang tertera di daftar kini seperti kenangan kosong — bukti keberadaan yang belum tentu akan kembali.
Salah satu kisah paling mengiris datang dari Smak Suma (3 tahun) dan Jules Lemunang (6 tahun), anak-anak kecil yang didaftarkan tanpa orang tua dalam catatan itu. Apakah mereka sedang dalam perjalanan untuk bertemu keluarganya? Atau barangkali menumpang bersama kerabat? Jawaban-jawaban itu kini hilang bersama deburan ombak.
Beberapa korban diketahui memiliki alamat ranjang atau kamar seperti:
- Florina Sulba (23 tahun) — Kamar 62, Dek 9
- Jack Lemuang (48 tahun) — Ranjang 109, Dek 1
- Ferry Balungsoa (58 tahun) — Ranjang Alas, Dek 1
- Marlin Sedang (23 tahun) — Ranjang 13, Dek 4
Sementara nama-nama lain seperti Risni Tumanggor (30 tahun), Hasani (45 tahun), dan Remata Pasuma (balita) belum diketahui pasti lokasi terakhir mereka di kapal.
Petugas SAR dan relawan terus bekerja keras. Di pantai, keluarga masih berharap. Mereka menggantungkan doa di atas laut, menanti kabar, walau hanya sekadar petunjuk pakaian terakhir atau benda kecil yang pernah dikenakan korban.
Insiden ini bukan sekadar angka statistik. Ini adalah tragedi kemanusiaan. Setiap nama dalam daftar ini membawa cerita, cinta, dan kenangan yang menunggu untuk kembali ke pelukan orang-orang tercinta.
Kami, dari LINTASTIMOR.ID, menyampaikan doa dan solidaritas mendalam untuk para korban dan keluarga. Semoga harapan belum sepenuhnya padam.
DAFTAR KORBAN YANG BELUM DITEMUKAN (SESUAI DATA): (Laki-laki = L / Perempuan = P)
- Januhardy R. Paland / 52 tahun / L
- Beatrix Bimilang / 60 tahun / P
- Suca Awasa / 1 tahun / P
- Misel Labok / 45 tahun / P
- Jokobet Dego / 38 tahun / P
- Atni Tinting / 48 tahun / P
- Anisa Angeline Bulo / 23 tahun / P
- Florina Sulba / 23 tahun / P
- Jack Lemunang / 48 tahun / L
- Umi Yunet / P
- Smak Suma / 3 tahun / P
- Seli Rangi / 14 tahun / L
- Ari Temor / 19 tahun / L
- Marlin Sedang / 23 tahun / L
- Petee Rumgang / 66 tahun / L
- Jules Lemunang / 6 tahun /
- Clarita Renga / 10 tahun / P
- Lumente Gunogar / 57 tahun / P
- Ferry Balungsoa / 58 tahun / L
- Juliani Maenin / 43 tahun / P
- Elviner Cani Lathian / 33 tahun / P
- Dedi Polakua / 19 tahun / L
- Hasani / 45 tahun / L
- Remata Pasuma / bayi / P
- Missi Tundag / 30 tahun / P
- Nn (Tanpa nama, kemungkinan penumpang tambahan)